Krui (lampost.co) — Kemarau panjang ditambah serangan hama tikus menyebabkan hasil panen petani di area sawah jalur dua Bandara M Taufik Kiemas Pekon Seray, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat turun drastis.
Ali (54), petani setempat, Selasa, 5 September 2023, mengatakan hasil panennya saat ini tidak maksimal. Namun apa boleh buat, ia pun hanya bisa pasrah dengan merosot tajamnya hasil padi yang didapat.
“Hasil panen ini untuk konsumsi kami sekeluarga saja, tidak untuk dijual. Biasanya hasil panen yang saya dapat sekitar 60 karung gabah itu sudah bersih. Tetapi sekarang ini akibat serangan tikus dan pengaruh musim kemarau, ini sekarang saya baru dapat tiga karung gabah yang sudah dibersihkan, dan ada sisa sedikit yang belum dipanen. Saya perkirakan total hasil panen yang saya dapat sekitar enam karung gabah,” kata Ali kepada lampost.co, saat ditemui di area sawah tersebut dan disela kesibukannya membersihkan bulir-bulir padi.
Serangan hama tikus, kata dia, menyebabkan hasil panen di sawahnya yang memiliki luas sekitar seperempat hektare tersebut merosot tajam.
“Sisa sedikit yang belum saya panen, itu yang masih mentah-mentah, sisa tikus. Kalau di lokasi bagian bawah sawah saya ini, tidak ada yang tersisa, habis oleh tikus. Jangankan untuk dijual, hasil panen sekarang untuk konsumsi sendiri saja kurang,” kata dia.
Mirisnya, lahan sawah tersebut bukan milik Ali, namun dirinya hanya merupakan penggarap lahan. Sehingga hasil panen yang didapat juga harus dibagi dengan pemilik sawah. “Iya saya hanya penggarap lahan, sehingga harus berbagi dengan pemilik sawah,” ungkapnya.
Sebagai petani di tempat itu dengan hasil panen yang jauh dari harapan, bantuan pemerintah yang petani terima juga relatif sangat minim.
“Iya ada itu telah saya ambil bantuan pupuk Phonska sebanyak 25 kilo gram yang saya ambil di balai pekon beberapa waktu lalu. Phonska gunanya untuk pupuk membuat bagus buah padi, tetapi yang baguskan pupuk Urea,” ujar dia.
Ricky Marly