Bandar Lampung (Lampost.co) — Penguatan Posyandu enam Standar Pelayanan Minimal (SPM) dinilai sebagai langkah strategis untuk memastikan masyarakat mendapatkan layanan dasar secara inklusif.
Poin Penting
- Penguatan Posyandu 6 SPM dinilai strategis untuk pemerataan layanan dasar.
- Gubernur Lampung menekankan pentingnya keberpihakan kebijakan pada masyarakat akar rumput.
- Posyandu menjadi instrumen negara yang paling dekat dengan masyarakat.
- Posyandu memastikan layanan untuk seluruh siklus kehidupan, dari bayi hingga lansia.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengatakan kebijakan penguatan Posyandu 6 SPM merupakan strategi untuk menjamin pemerataan layanan dasar bagi seluruh warga.
Baca juga : Penguatan Posyandu Tingkatkan Layanan Dasar dan Kualitas SDM Lampung
“Seluruh kebijakan pembangunan harus bertumpu pada pemerataan dan keberpihakan kepada masyarakat di akar rumput,” ujarnya.
Ia menjelaskan negara memiliki kewajiban memberikan pelayanan dasar bagi seluruh warga. Posyandu memegang peran sentral sebagai instrumen negara yang paling dekat dengan masyarakat.
Menurutnya, Posyandu kini menjadi perpanjangan tangan negara untuk memastikan seluruh siklus kehidupan masyarakat, dari bayi hingga lansia, mendapatkan perhatian yang sama. Peran tersebut dianggap krusial dalam menghadirkan keadilan layanan di berbagai wilayah.
“Ketika seorang anak dilahirkan di Lampung Barat atau Pesisir Barat, haknya atas layanan dasar harus setara dengan anak yang lahir di pusat kota. Tidak boleh ada perbedaan hanya karena jarak geografis,” tegasnya.
Ia menuturkan Posyandu 6 SPM menjadi dasar dalam mewujudkan asas keadilan karena cakupan layanannya tidak hanya menyentuh kesehatan, tetapi juga pendidikan dasar, perlindungan sosial, perumahan layak, sarana prasarana dasar, hingga keamanan lingkungan.
Mirza menambahkan investasi terbesar sebuah daerah tidak hanya pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penguatan layanan dasar dinilai sebagai langkah awal untuk meningkatkan kapasitas SDM di masa mendatang.
“Pondasi SDM itu dibangun sejak dari kandungan. Kalau pelayanan dasarnya kuat sejak awal, maka kita sedang menyiapkan generasi Lampung 20–30 tahun ke depan,” pungkasnya.








