Jakarta (Lampost.co) – Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung investasi saham sering kali merugikan investor kecil. Instrumen investasi itu menyerupai judi yang lebih menguntungkan investor kakap daripada mereka yang bermodal kecil.
Pernyataan itu memicu berbagai respons, salah satunya dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, menilai pentingnya pemahaman terhadap perusahaan yang menjadi objek investasi. Hal itu agar tidak terjebak dalam spekulasi yang menyerupai perjudian.
“Kalau investasi saham, harus paham apa yang mereka beli dan investasikan. Sehingga, tidak jadi seperti judi,” ujar Frederica, yang akrab dengan sapaan Kiki.
dia menjelaskan OJK secara konsisten memberikan edukasi tentang investasi kepada masyarakat, terutama anak muda. Tujuannya agar para investor memiliki pemahaman mendalam mengenai instrumen investasi yang mereka pilih.
Termasuk mengetahui underlying atau dasar dari perusahaan yang sahamnya akan dibeli. “Misalnya beli saham bank, harus tahu banknya ada, kinerjanya, dan berinvestasi secara bertanggung jawab. Sehingga, investasi bisa memberikan manfaat yang maksimal,” ujarnya.
Ia menyoroti pentingnya kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, pasar modal memiliki peran besar dalam menggerakkan roda ekonomi nasional.
“Kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar. Untuk itu, kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar memahami investasi saham secara mendalam,” kata dia.
OJK terus melakukan berbagai program edukasi dalam menghadapi tantangan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap investasi saham. Dia berharap langkah itu dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat sehingga dapat berinvestasi secara bijaksana.
“Investasi yang sehat adalah investasi dengan pengetahuan, bukan spekulasi. Ini adalah hal yang terus kami tanamkan,” ujar dia.