Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk terus tingkatkan sejumlah sektor. Khususnya bidang pertanian untuk tetap menjaga Lampung menjadi lumbung pangan nasional.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan akan terus meningkatkan kualitas pertanian. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2024, bergerak naik. Tumbuh positif 4,57% lebih baik daripada tahun 2023 yang mencapai 4,55%. Dengan PDRB per kapita tahun 2024 sebesar Rp51,4 juta.
“Struktur perekonomian Provinsi Lampung masih terdominasi oleh 3 sektor unggulan. Yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.” katanya dalam Rapat Paripurna Istimewa HUT Lampung ke-61 di Kantor DPRD Provinsi Lampung, Selasa, 18 Maret 2025.
Kemudian Mirza mengungkapkan, kedepan pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas. Terutama dalam mendukung sektor sosial, pertanian dan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Kita juga ingin meningkatkan kesejahteraan petani. Kita harus memberikan mereka akses yang lebih baik terhadap teknologi dan pasar,” ujarnya.
Lalu dalam kesempatan itu. Mirza turut mengajak semua untuk mendukung dan mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Itu bertujuan memberikan makanan sehat bagi anak-anak dan ibu hamil.
“Program MBG ini sekaligus menggerakkan ekonomi lokal, tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat. Tetapi juga menciptakan perputaran ekonomi yang besar,” katanya.
Visi-Misi
Tak khayal, upaya pemerintah provinsi Lampung juga selaras dengan misi dan visi dari Gubernur Lampung. Sebelumnya Menko Pangan, Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Provinsi Lampung beberapa waktu lalu menegaskan. Presiden Prabowo menargetkan program swasembada pangan dapat berjalan secara cepat.
“Kami menekankan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan langkah-langkah strategis. Terlebih dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dapat terimplementasi dengan baik,” ujar Zulkifli Hasan ketika itu.
Sementara rapat yang terlaksanakan beberapa waktu lalu juga membahas sejumlah kebijakan prioritas. Kebijakan akan terjalankan untuk mewujudkan Lampung sebagai pusat lumbung pangan nasional. Seperti optimalisasi irigasi dan infrastruktur pertanian. Pemerintah akan membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi dua juta hektare lahan tadah hujan.
Kemudian, distribusi pupuk subsidi yang efisien. Penyederhanaan jalur distribusi pupuk untuk memastikan kebutuhan petani terpenuhi tepat waktu. Lalu, pendayagunaan penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian akan terkelola langsung oleh pemerintah pusat. Guna meningkatkan efektivitas dan pendampingan bagi petani.
Selanjutnya, peningkatan bibit unggul. Uji coba bibit unggul padi yang tahan hama dan produktivitas tinggi telah terlaksanakan di Subang pada 2024. Dan akan meluas kepada 13 lokasi Indonesia pada 2025, termasuk Lampung.
Berikutnya, pengembangan komoditas unggulan. Fokus pada peningkatan daya saing komoditas unggulan seperti kopi, lada, dan kelapa. Serta sektor perikanan tangkap dan budidaya. Kemudian juga tentang pengelolaan lingkungan dan rehabilitasi taman nasional. Program ini mencakup pengelolaan sampah Pesisir Bandar Lampung. Dan rehabilitasi Taman Nasional Way Kambas serta Bukit Barisan.
“Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah. Lampung siap mengemban peran strategis sebagai lumbung pangan nasional. Kolaborasi yang erat serta kebijakan berbasis riset dan teknologi. Harapannya mampu mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan Indonesia,” tegas Mirza.
Komoditas Beras
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung mencatat komoditas beras yang tersedia sebanyak 1,1 juta ton. Sedangkan tingkat kebutuhan sebanyak 232.806 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 966.499 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, produksi beras daerah setempat mencapai 2,69 juta ton.
Kemudian untuk komoditas bawang merah ketersediaan mencapai 8.442 ton, dengan kebutuhan 8.299 ton. Sehingga ada surplus 143 ton. Gula memiliki ketersediaan sebanyak 26.041 ton. Sedangkan kebutuhannya berjumlah 25.589 ton sehingga mengalami surplus sebanyak 452 ton. Kemudian, kedelai dengan ketersediaan 19.362 ton sementara kebutuhannya sebanyak 14.766 ton. Sehingga komoditas ini surplus sebanyak 4.595 ton.
Pemerintah Provinsi Lampung melakukan berbagai upaya dan program agar produktivitas pertanian daerah tetap stabil. Misalnya menjaga lahan pertanian berkelanjutan. Menyediakan cadangan bibit hingga mempermudah alur pengambilan pupuk bersubsidi.
Selain itu, juga melakukan peningkatan akses pasar dan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Itu terlaksanakan oleh petani maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Upaya percepatan tanam padi terlaksanakan untuk menjaga produktivitas pertanian. Ini agar pangan dapat terus tersedia bagi konsumsi masyarakat. Beberapa daerah yang telah melakukan percepatan tanam padi. Seperti yakni Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Pringsewu,” kata Mirza.
Selain itu juga Pemerintah pusat memberikan alokasi pupuk subsidi urea kepada Lampung sebanyak 204 ribu ton. Lalu pupuk subsidi jenis NPK sebanyak 185 ribu ton, dan alokasi untuk NPK Formula khusus sebanyak 3.500 ton. Ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian provinsi yang berpenduduk 9,17 juta jiwa tersebut.