• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Senin, Oktober 6, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • Konten Premium
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Profesor Nadiem  

Sri Agustina Editor Sri Agustina
1 November 2019
di dalam Kolom, Refleksi
A A
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim (MEDCOM.ID)

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim (MEDCOM.ID)

Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

ERANYA berubah. Dan memang sudah harus berubah. Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Nadiem Anwar Makarin menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan, banyak orang meragukan kemampuannya. Anak muda yang belum kenyang menimba ilmu, bisa-bisanya memimpin kementerian yang kini membawahi perguruan tinggi.

Mungkin selama ini kementerian yang mengelola ribuan profesor doktor baik jebolan dari luar negeri maupun dalam negeri, guru, mahasiswa, dan siswa harus dipimpin dari kalangan kampus. Sebut saja di era Orde Baru, ada nama Daud Yusuf, Fuad Hasan, Wardiman Djoyonegoro. Terakhir Anies Baswedan dan Muhadjir Effendy. Semua bertitel guru besar.

Kini kementerian yang menentukan arah masa depan manusia negeri ini dipimpin sosok anak muda. Dalam Kabinet Jokowi-Ma’ruf, Nadiem tergolong berusia sangat muda. Publik seisi republik ini kaget dibuatnya. Apalagi Nadiem tidak memiliki latar belakang sebagai pendidik.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Adalah Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), M Ramli Rahim skeptis terhadap anak muda yang akan memimpin kementerian. “Nadiem memang alumnus Brown University dan Harvard Business School Amerika, namun dia belum tentu tahu peta pendidikan,” ujar dia. Sukses di Go-Jek belum tentu bisa dipakai di dunia pendidikan yang penuh masalah ini.

Bahkan, temanku di Universitas Lampung (Unila) bergelar doktor sangat pesimistis hingga membuat lelucon di grup WhatsApp,  “Jangan-jangan mau membayar uang kuliah pakai Go-Pay,” kata dia. Hadirnya Nadiem memimpin Kemendikbud menghentak dinding kampus.  Selama ini, kebiasaan yang tidak tertulis bahwa Kemendikbud harus diisi dari kalangan kampus.

Nadiem sebagai seorang penggagas aplikasi on-demand Go-Jek. Juga chief executive officer (CEO) perusahaan yang menguasai pasar transportasi di Indonesia itu, belum bisa diterima para guru besar dan pendidik. Alasan apa, Nadiem bisa-bisanya menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan?

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), M Ramli Rahim skeptis terhadap anak muda yang akan memimpin kementerian.

Selama ini Kemenristek dan Dikti saja belum mampu mendorong profesor untuk aktif menulis. Ini sebuah persoalan. Sementara guru besar sudah mengantongi tunjangan profesi mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan. Ini serius yang dihadapi perguruan tinggi!

Aplikasi Science and Technology Index (Sinta) Ristekdikti mencatat angka persoalan tersebut selama tiga tahun terakhir. Per akhir 2017 saja,  ada 1.551 profesor yang karyanya memenuhi syarat. Padahal jumlah profesor yang mendaftar 4.200 orang.  Belum lagi untuk lektor kepala. Dari 17.133 orang yang mendaftar hanya 2.517 orang yang lolos memenuhi syarat publikasi. Semua terhambat karena peraturan. Mampukah Nadiem memberikan solusinya?

Saat ini, Nadiem akan mengelola orang pinter seperti dosen berjumlah 283.653 orang. Untuk guru berjumlah 2.755.020 orang yang tersebar di SD, SMP, SMA-SMK, dan SLB. Janganlah menteri berganti, akan berganti pula buku pelajaran. Kurikulum yang tidak membumi menimbulkan persoalan baru. Pastikan kurikulum terus berubah mengikuti zaman, tapi mampu menjawab permintaan dunia kerja.

Adakah kesombongan intelektual di situ? Tidak mau menerima perubahan. Faktanya, lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan tidak bisa bekerja karena memang tidak dilatih mandiri.  Belum lagi penguasaan bahasa dan keahlian. Inilah pendidikan yang dihadapi Indonesia.

Untuk itu pula Jokowi mencari sosok baru memimpin Kemendikbud. Sang Presiden yang disuka milenial,  lebih suka memilih anak-anak yang segar dan tidak banyak teori dalam menjalankan tugas.

***

Iya negeri ini sudah merdeka 74 tahun. Berkata jujur bahwa Indonesia kaya raya, tapi negeri ini belum menjamin anak bangsa bersaing menjawab pasar tenaga kerja. Di tengah kegalauan dosen dan guru tadi juga, Nadiem sangat tahu persis persoalan pendidikan di negeri ini. Nadiem sangat mengerti tentang apa yang ada di masa depan pendidikan.

Kata Nadiem, pendidikan di Indonesia berada di urutan terbesar keempat di dunia. Namun belum banyak perubahan 20—30 tahun terakhir meskipun mendikbud dan menristek-dikti sudah membuat banyak kemajuan.  “Saya mencoba menyambungkan apa yang dilakukan institusi pendidikan dengan yang dibutuhkan di luar institusi pendidikan,” kata dia.

Faktanya, lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan tidak bisa bekerja karena memang tidak dilatih mandiri.

Contoh nyata yang dihadapi dunia pendidikan adalah lembaga pendidikan sendiri tidak lagi menjadi sumber kebenaran tunggal. Tanpa dirasakan–perlahan tapi pasti, guru kehilangan wibawa. Begitu juga orang tua sudah tidak lagi jadi sumber panutan di rumah. Anak-anak didik lebih percaya pada sang Google daripada gurunya. Tidak percaya? Silakan dites!

Sebagai pendiri aplikasi layanan serba-online yang sukses, mampukah Nadiem menghadapi pengaruh global di dunia pendidikan. Teknologi tidak bisa dihindari. Bahkan, harus dibuat akrab. Keluarga dan sekolah adalah pembentuk karakter anak didik di bawah kekuasaan teknologi saat ini.

Ini yang tidak disadari oleh kaum pendidik. Skeptis dengan perubahan. Saatnya beradaptasi dengan segala perubahan. Perubahan itu diakibatkan oleh digital. Pengaruh teknologi sudah merasuki sumsum anak-anak muda. Sumber kebenaran telah beralih ke media digital dengan beragam bentuk.

Dengan begitu, persoalan pendidikan menyisakan persoalan yang akan dijawab dengan digital. Seperti penerapan sistem zonasi masih terjadi pro dan kontra di masyarakat. Belum lagi, ketimpangan kesejahteraan guru dan sebaran di daerah. Masih ada guru honorer menunggu untuk diangkat.

Dan di daerah, guru honorer masih berpenghasilan Rp200 ribu—Rp300 ribu per bulan. Sementara beban kerja dengan penghasilannya tidak seimbang.

Problem besar yang dihadapi dunia pendidikan di negeri ini juga–masih terjadi ketimpangan kualitas guru antara kota dan daerah, pemerataan sarana-prasarana.  Apalagi urusan pendidikan kini menjadi tanggung jawab daerah. SD dan SMP milik kabupaten/kota, SMA menjadi kewenangan provinsi. Harusnya urusan pendidikan menjadi satu kesatuan.

Dengan berbekal pendidikan luar negeri serta pengalaman memimpin perusahaan fenomenal— bernama Go-Jek, Nadiem dinilai mampu untuk menuntaskan problem pendidikan. Milenial menanti pemikiran out of the box  Nadiem untuk memajukan pendidikan dari Aceh hingga Papua.

Standar pendidikan yang belum tuntas itu pula akan diselesaikan. Dengan cara-cara pengalaman digital, “sang profesor” Nadiem sudah terbukti dan mampu membuka lapangan kerja bagi rakyat menjadi mandiri.  Karya Nadiem juga sudah merambah ke negara tetangga, serta menumbuhkan semangat percaya diri bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.  ***

 

 

Tags: mendikbudNadiem MakarimRefleksi
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

500 Pelamar Adu Nasib di Begawi Career 2019

Posting berikutnya

Itera Dapat Izin LLDikti Buka Prodi Teknik KA

Sri Agustina

Sri Agustina

Posting berikutnya
Kampus Itera Lampung. (DOK. LAMPUNG POST)

Itera Dapat Izin LLDikti Buka Prodi Teknik KA

Ilustrasi (DOK.LAMPUNG POST)

Kerajinan Tangan Tingkatkan Kreativitas Siswa

Granat Kabupaten Pringsewu Dikukuhkan

Kapolri Jendral Idhan Aziz. (FOTO:ANTARA)

Jokowi Minta Kapolri Idham Aziz Kerja Kerja Kerja

Busana motif bunga yang tak pernah usang. (LAMPUNG POST/SUKISNO)

Motif Bunga yang Segar dan Ceria

BERITA TERBARU

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 06 Oktober 2025 6 Oktober 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 05 Oktober 2025 5 Oktober 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi, Sabtu, 04 Oktober 2025 4 Oktober 2025
  • Meski tanpa Audero, Indonesia Fokus Raih Dua Kemenangan Penting 4 Oktober 2025
  • James dan Verdonk Bersinar di Kompetisi Eropa 4 Oktober 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 02 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 30 September 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 01 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 03 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?