• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Minggu, Mei 18, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Urban Farming dan Ketahanan Pangan

Andi Irawan, Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Bengkulu dan Ketua Bidang Kebijakan Publik Asasi (Perhimpunan Akademisi dan Saintis Indonesia)

wiji Editor wiji
29 September 2024
di dalam Kolom, Opini
A A
FOTO: ANTARA

FOTO: ANTARA

Share on FacebookShare on Twitter

URBAN farming atau pertanian perkotaan perlu menjadi satu strategi kedaulatan pangan yang penting untuk diakomodasi negara kita saat ini. Pertanian perkotaan secara ringkas diartikan sebagai produksi pangan di dalam kota. 

Kalau kita bandingkan dengan food estate sebagai proyek strategis suplai pangan hari ini dengan urban farming, food estate menghadapi kendala besar, yakni mendapatkan lahan subur dengan hamparan luas. Kesulitan tersebut menyebabkan pemerintah terpaksa mengimplementasikan food estate pada lahan yang marginal seperti lahan rawa dan gambut. Akibat lanjutnya, potensi gagal panennya menjadi tinggi.

Urban farming punya keunggulan karena empat alasan berikut. Pertama, merupakan solusi potensial untuk tantangan ketahanan pangan di daerah urban (perkotaan), khususnya di kota-kota besar yang menghadapi keterbatasan sumber daya lahan.

BACA JUGA

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Opsen PKB dan BBNKB: Beban atau Solusi? 

Kedua, ia mengimplementasi teknologi tanpa tanah. Tanah subur untuk pertanian dalam satu hamparan luas hari ini merupakan sumber daya yang langka, apalagi di daerah perkotaan. Meski demikian, tidak berarti pertanian tidak bisa dihadirkan di perkotaan. Sebagian besar, bentuk teknologi urban farming menggunakan teknik minim lahan, seperti hidroponik (menanam dengan air bernutrisi sebagai media tanam), aeroponik (menanam dengan menyemprotkan nutrisi langsung ke akar), atau akuaponik (menggabungkan budi daya tanaman dengan budi daya ikan).

Ketiga, urban farming umumnya menggunakan air dan lahan sangat efisien jika dibandingkan dengan teknik-teknik pertanian konvensional serta mengurangi kebutuhan akan pestisida. Sistem daur ulang air sering digunakan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan efisiensi. 

Keempat, lokasi di dekat konsumen. Dengan menempatkan fasilitas pertanian di dalam atau dekat kota, urban farming dapat mengurangi waktu dan biaya transportasi, memastikan produk segar sampai ke tangan konsumen lebih cepat dan dengan jejak karbon yang lebih kecil.

Variasi penerapan urban farming tergantung pada situasi kota. Di kota-kota yang sangat padat penduduknya, tetap bisa dilakukan urban farming di atap-atap rumah, seperti di Kairo dan Dhaka, beberapa kota bisa menggunakan pertanian vertikal (vertical farming). Vertical farming ialah metode pertanian yang memanfaatkan ruang vertikal untuk menanam tanaman dalam lapisan-lapisan yang ditumpuk secara vertikal, biasanya di dalam ruangan atau gedung yang dirancang khusus. 

Ada tiga tipe urban farming menurut Nasution (2015) dan McClintok (2014). Yang pertama, dan yang terpenting, ialah pertanian perkotaan kolektif yang mengolah lahan kosong atau terbatas yang diorganisasi oleh komunitas dan setiap komunitas memiliki koordinatornya masing-masing. 

Kedua ialah pertanian perkotaan yang mendukung program lembaga formal, dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota. Program itu bisa menjadi alat untuk menyukseskan program pemerintah, misalkan dalam program gizi anak di beberapa kota besar di negeri jiran. 

Salah satu contoh kota yang berhasil memanfaatkan produk urban farming untuk suplai bahan pangan dalam program makanan tambahan untuk anak-anak ialah Belo Horizonte di Brasil. Kota itu mengimplementasikan program ketahanan pangan yang inovatif dengan melibatkan urban farming sebagai salah satu sumber pangan. Program tersebut menyediakan makanan tambahan yang bergizi untuk anak-anak di sekolah-sekolah dan pusat layanan kesehatan. Belo Horizonte telah mengembangkan kebun-kebun kota dan pasar pangan murah yang memberikan akses lebih mudah bagi penduduk untuk mendapatkan makanan segar dan bergizi (Rocha, 2001).

Jenis pertanian perkotaan yang ketiga ialah berbasis tempat tinggal dari tiap-tiap anggota komunitas. Mirip dengan tipe kolektif, tetapu setiap anggota mempunyai lahan masing-masing untuk digarap. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mereka juga menjual hasil panen mereka kepada warga lain. Contoh urban farming tipe itu ialah yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dengan memanfaatkan lahan kosong di halaman rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan memperoleh penghasilan tambahan. 

Fenomena itu dapat ditemukan di Kota Havana, Kuba, saat runtuhnya Uni Soviet. Kuba menghadapi krisis pangan yang serius saat itu. Menghadapi kondisi itu, banyak warga kota, terutama ibu rumah tangga, mulai menanam sayuran dan buah-buahan di lahan-lahan kosong di sekitar rumah mereka. Urban farming itu dikenal dengan istilah organoponicos yang mana kebun-kebun tersebut memanfaatkan teknik pertanian organik dan intensif dalam area kecil. Hasil panen sering dijual di pasar lokal, memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga-keluarga tersebut (Murphy, 1999).

Selama ini, urban farming di Indonesia lebih pada aktivitas personal atau komunitas. Menjadikannya sebagai program pembangunan ketahanan pangan nasional harus mendapat perhatian dari negara, baik dalam alokasi anggaran maupun dukungan penyebaran dan implementasi teknologinya ke masyarakat kota. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam urban farming, pemerintah perlu memberikan bantuan permodalan, bibit, pupuk organik cair dan media tanam, serta bantuan penyuluhan dan pengembangan melalui universitas dan lembaga riset. 

Keterlibatan pihak swasta dan BUMN bisa dalam bentuk corporate social responsibility (CSR). CSR penting untuk mempertahankan keberlanjutan program itu di masyarakat. Peran CSR pada pertanian perkotaan dapat melalui konsep pengembangan pertanian konservasi dan pertanian organik pada pertanian perkotaan. Selain itu, CSR dapat berupa dukungan finansial untuk pelatihan bagi petani, pengembangan produk pertanian unggul, plot percontohan, serta pembelian alat dan mesin untuk sarana produksi pertanian. *

Tags: Food estateHidroponikKetahanan panganpertanianurban farming
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 29 September 2024

Posting berikutnya

Menunggu Perang Besar Hizbullah-Israel

wiji

wiji

Posting berikutnya

Menunggu Perang Besar Hizbullah-Israel

Foto: Dok. BSI

Prospek Ekonomi Keuangan Syariah di Era Prabowo Subianto

FOTO: LAMPUNG POST

Visi Budaya Pemimpin Lampung

Kampanye Damai Pilkada Lampung: Mewujudkan Demokrasi yang Sejuk dan Beradab

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 30 September 2024

BERITA TERBARU

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 18 Mei 2025 18 Mei 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 17 Mei 2025 17 Mei 2025
  • Tiket Laga Indonesia Vs Tiongkok Ludes Terjual 17 Mei 2025
  • Barcelona Kunci Gelar La Liga 2024/2025 17 Mei 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 16 Mei 2025 16 Mei 2025

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU 

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan 

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

  • BPK periksa polres lamtim

    BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 15 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 13 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 16 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?