Jakarta (Lampost.co—- Komedian senior Nunung kembali membuka lembaran kisah perjuangannya dalam menghadapi gangguan kecemasan dan insomnia yang parah.
Anggota grup lawak legendaris Srimulat ini mengaku mengalami serangan panic attack yang kerap mengganggu kualitas tidurnya dan membuatnya merasa sesak napas.
Panic Attack dan Insomnia yang Menghantui
Nunung blak-blakan menceritakan bahwa ia sudah cukup lama mengalami gangguan kecemasan berat hingga menyebabkan insomnia.
Baca juga: Sebelum Nunung Jual Aset dan Tinggal di Kos, Sule Sempat Tawarkan Bantuan Ini
Dalam sebuah wawancara di Jakarta Selatan, pada Senin (10/3/2025), Nunung mengungkapkan betapa beratnya menghadapi kondisi tersebut.
“Aku ada panic attack, terus aku ada insomnia yang nggak bisa tidur, panic attack yang parah,” kata Nunung. Serangan panik yang ia alami tak jarang membuatnya sulit bernapas dan beristirahat dengan tenang.
Ketakutan Berlebih Saat Menerima Telepon
Tidak hanya sulit tidur, Nunung juga mengaku merasa sangat cemas jika menerima telepon dari keluarga pada malam hari. Bahkan, ketika menerima panggilan sekitar pukul 10 malam. Pikirannya langsung mengarah pada hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
“Terus aku itu di kamar, kalau jam 10 dapat telepon dari keluarga, panik banget. ‘Ini ada apa keluargaku jam 10 nelpon?’. Makanya keluargaku udah tahu semua kalau mau telepon aku, telepon suamiku dulu,” ungkapnya.
Kecemasan yang Nunung alami semakin parah ketika menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Ia pernah mengalami kejadian di mana nomor yang berbeda-beda terus meneleponnya secara bergantian pada malam hari, membuatnya semakin panik dan bingung.
“Keluargaku aja udah bikin aku panik. Apalagi yang nggak ada kontaknya sama sekali, yang cuma nomor doang,” jelas Nunung. “Aku aja pernah loh itu mendapat telepon malam-malam berpuluh-puluh kali sampai ganti-gantian nomor yang telepon terus itu. Wah, itu aku panik banget, penasaran ini siapa.”
Demi mengatasi gangguan kecemasan dan insomnia yang menghantuinya, Nunung rutin menjalani pemeriksaan ke psikiater. Ia pun mengaku bahwa obat-obatan yang diberikan oleh dokter sudah habis, sehingga ia harus segera kembali berkonsultasi.
“Siang ini ke psikiater, obatnya juga udah habis semua,” pungkas Nunung.
Nunung tetap berusaha kuat menjalani kehidupannya, meski di hantui kecemasan yang tak mudah untuk mengatasoatasi.