Jakarta (Lampost.co) – Film Qodrat 1 mempersembahkan kisah yang penuh aksi dan emosi, mengikuti perjalanan spiritual seorang ustaz dalam menghadapi tantangan keimanan. Namun, sekuelnya, Qodrat 2, menghadirkan pendekatan baru yang lebih menjanjikan dari sekadar kelanjutan cerita.
Poin Penting
- Pendekatan Baru: Qodrat 2 menampilkan aksi lebih artistik dan elegan.
- Inspirasi Seni Bela Diri: Film ini terinspirasi dari gaya bertarung Jackie Chan dan silat.
- Makna Doa: Tidak hanya menampilkan rukiyah, tetapi juga menggali arti doa dalam kehidupan.
- Pesan Moral Berbeda: Qodrat 1 menyoroti penerimaan takdir, sementara Qodrat 2 berfokus pada tobat dan pengampunan.
Vino G. Bastian menjelaskan bahwa Qodrat 2 memberikan warna baru, baik visual maupun moral. Salah satu perubahan utamanya terletak pada pendekatan adegan aksi yang lebih artistik dan elegan, menghindari kekerasan yang dominan seperti pada film sebelumnya.
Baca juga :
“Kalau pertama kita hajar dengan Rendy Pangalila dengan fight yang keras, kita nggak pengen repetitif di kedua ini. Kita pengen yang lebih art, kita pengen yang lebih classy,” ungkap Vino dalam konferensi pers di Jakarta.
Film ini juga menghadirkan refleksi mendalam tentang makna doa, bukan sekadar tampilan ritual. Vino menyoroti pentingnya memahami arti di balik doa-doa seperti doa iftitah, yang sering kali dilakukan tanpa memperhatikan maknanya sebenarnya.
Pesan Moral film Qodrat
Pesan moral yang diusung pun berbeda antara Qodrat 1 dan Qodrat 2. Jika film pertama menekankan kesabaran dan penerimaan akan takdir, ditunjukkan melalui karakter Qodrat yang menerima dengan ikhlas kehilangan anaknya, sekuelnya mengangkat tema tobat dan pengampunan.
Qodrat 2 menggambarkan perjalanan spiritual Azizah, yang berusaha mencari makna kehidupan dan imannya dalam cobaan yang lebih manusiawi. Ini menunjukkan evolusi karakter dan tema yang lebih dalam, menawarkan sudut pandang baru tentang perjalanan keimanan dalam kehidupan sehari-hari.
Film ini, diproduksi oleh MAGMA Entertainment dan Rapi Film, disutradarai oleh Charles Gozali, direncanakan akan tayang pada Lebaran 2025 dengan ekspektasi memberikan pengalaman sinematik yang memukau bagi para penontonnya