Jakarta (Lampost.co): Keberadaan buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Marimutu Sinivasan usai tertangkap pihak Imigrasi Entikong, Kalimantan Barat, pada Minggu (8/9) belum terlihat jejaknya. Marimutu tertangkap saat hendak melarikan diri ke Kuching, Malaysia.
Polri mengaku tidak menerima penitipan penahanan Marimutu di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. Padahal, Rutan Bareskrim bisa dimanfaatkan untuk penitipan penahanan sementara.
“Sampai saat ini belum ada penitipan tahanan an. Marimutu Sinivasan. Terima kasih,” kata Kepala Bagian Tahanan dan Barang Bukti Rorenmin Kombes Gatot Agus Budi Utomo kepada Medcom.id, Selasa (10/9).
Begitu pula Kejaksaan Agung, tidak menerima penitipan penahanan dari pihak Imigrasi. Meski Korps Adhyaksa yang masuk tim Satgas penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI itu menerima komunikasi perihal penangkapan Marimutu.
“Komunikasi dengan Tim Satgas BLBI dari Kejagung ada. (Tapi), ndak ada (penitipan penahanan),” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar.
Harli mempersilakan tanya lebih lanjut perihal kasus ini ke Satags BLBI. Ia menyebut, Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2021 tentang Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI, yang menjadi Ketua Satgas adalah Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu. “Saran kami sebaiknya konfirmasi ke sana,” ujar Harli.
Medcom.id, mencoba mengklarifikasi keberadaan Marimutu Sinivasan ke Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban. Namun, belum ada respons hingga berita ini buat.
Di samping itu, pihak Imigrasi mengaku telah menyerahkan Marimutu Sinivasan ke Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu. Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim menyampaikan hal itu. “Kami menyerahkan MS ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu,” kata Silmy Karim dalam keterangan tertulis, Senin, 9 September 2024.
Imigrasi
Sebagai informasi, Marimutu Sinivasan tertangkap pihak Imigrasi Entikong, Kalimantan Barat pada Minggu (8/9). Penangkapan itu saat Petugas Imigrasi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong mencegah keberangkatan pria 87 tahun itu ke Kuching, Malaysia.
Dia kedapatan melintas di PLBN oleh seorang petugas Imigrasi yang sedang berjaga di Pos Rantai Keberangkatan (pos jalur mobil dan bus). Pihak Imigrasi melakukan pencegahan karena paspornya masuk dalam daftar cegah dan tangkal (cekal) ke luar negeri.
Bos Texmaco itu terdaftar ke dalam subjek pencegahan atas permintaan Kemenkeu. Karena belum memenuhi kewajiban terhadap piutang negara. Dengan teknologi sistem perlintasan imigrasi yang sudah terintegrasi sampai ke perbatasan/pelosok. Rencana Marimutu keluar dari wilayah Indonesia berhasil pihak Imigrasi.
Sebagai informasi, Grup Texmaco kepunyaan Marimutu Sinivasan merupakan obligor yang mempunyai utang terbesar di kasus BLBI mencapai Rp80 triliun. Grup Texmaco meminta cicilan utang mulai Februari 2022, namun mendapat penolakan pemerintah.