Bandar Lampung (Lampost.co)– Masyarakat Kota Bandar Lampung kembali resah akibat ulah geng motor yang melakukan serangan brutal hingga membuat FS (15) meregang nyawa. Berdasarkan keterangan saksi, korban mendapat serangan secara brutal menggunakan senjata tajam hingga sepeda motornya mau dirampas.
JR (17), sepupu korban menyaksikan langsung kejadian tersebut. Sebab dia dan korban bersama 3 temannya mengendarai sepeda motor beriringan saat malam kejadian. JR berboncengan dengan R, sementara korban berboncengan dengan U dan F mengikuti dari belakang.
Baca juga: Nahas! Lansia Tewas Usai Jadi Korban Tabrak Lari di bawah Jalan Layang Rajabasa
Malam itu, kelima remaja tersebut baru saja membantu ayah JR menutup warung pecel lele di kawasan Saburai. Mereka hendak pulang ke rumah di Kecamatan Kedamaian lewat Jalan Dr Harun 1.
“Saat lewat depan musala Darussalam di Jalan Dr. Harun 1, tiba-tiba kami dilempari botol kaca dan batu,” ungkapnya, Jumat, 20 Desember 2024.
Para pelaku bersembunyi di gang sempit yang tepat di samping musala. Hal tersebut membuat mereka panik. Namun, JR bersama R berhasil menghindari serangan karena berjalan lebih dulu.
Sementara itu sepeda motor yang ditumpangi FS terjatuh. FS dan 2 rekannya yang berboncengan sempat lari ke arah Saburai, Bandar Lampung. Namun kawanan geng motor yang terdiri dari belasan remaja itu mengejar dan menyerang secara brutal.
“Setelah menimpuk dengan botol kaca, batu, mereka keluar menyerang pakai senjata tajam. Pelakunya kurang lebih ada 18 orang,” kata JR.
Menyadari, sepupunya mengalami serangan, JR pun memutar kendaraan kembali ke lokasi kejadian. Namun nahas, JR menemukan FS telah tergeletak bersimbah darah di jalan.
“Pas saya balik, adik saya sudah bersimbah darah. Motornya jatuh mau mereka bawa juga. Saya teriakin mereka akhirnya motor gak jadi mereka bawa,” jelasnya.
Minta Pertolongan Warga
Teriakan JR membangunkan warga sekitar. Sehingga anggota geng motor urung membawa kabur motor yang dipakai FS bersama U dan F. JR dengan bantuan warga membawa korban ke RS Graha Husada untuk mendapatkan pertolongan.
“Sampai RS Graha Husada, kata dokter. Dia (FS) sudah tidak ada lagi (meninggal),” ujarnya.
Korban tewas akibat luka sabetan di dada sebelah kiri sepanjang 13 centimeter.
Setelah mengetahui hal itu, JR menelepon ayahnya, Jumadi untuk datang ke rumah sakit.
Terkait hal itu, Jumadi, sangat berharap pihak kepolisian dapat mengungkap kasus kematian keponakannya dan menangkap para pelaku. Dia membantah keras dan menyesalkan pernyataan kepolisian yang menyebutkan anak dan keponakannya terlibat geng motor.
Menurutnya, anak bungsu dari pasangan Romli dan Leni itu dikenal sebagai sosok yang baik hati dan pendiam. Fredi memiliki hobi sepak bola dan sangat menyukai salawatan.
“Keponakan saya masih pelajar SMP. Eggak mungkin jadi geng motor. Itu tidak benar. Kasus ini harus terungkap dan pelakunya harus polisi tangkap,” tuturnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News








