Jakarta (Lampost.co): Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut penyidikan baru. Tindak pidana rasuah yang terjadi di badan usaha milik negara (BUMN) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) (Persero). Sejumlah saksi mendapat panggilan hari ini, 28 Oktober 2024.
“Pemeriksaan di Gedung KPK Merah Putih,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto melalui keterangan tertulis, Senin, 28 Oktober 2024.
Tessa menjelaskan dugaan rasuah tersebut merupakan kerja sama pengadaan komputer dan laptop di INTI. Tindak pidana itu terjadi sekitar 2017 sampai 2018.
Sebanyak lima saksi mendapat panggilan penyidik hari ini. Tessa cuma mau memerinci inisial mereka yakni NG, VAK, ADS, ND, dan YG.
Tessa enggan memerinci lebih lanjut kronologi dalam perkara ini. Penyidik mengulik informasi dari lima saksi yang dapat panggilan hari ini. Namun, hal itu masih bersifat rahasia sampai permintaan keterangan rampung.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan akan memastikan program-program Presiden Prabowo Subianto akan terlaksana, khususnya yang bersinggungan dengan perusahaan pelat merah.
Sebagai informasi, Erick kembali mendapat kepercayaan untuk menahkodai Kementerian BUMN.
“Yang penting waktu pelantikan itu ada amanah loyal kepada presiden dan juga memastikan program itu bisa berjalan dengan baik untuk rakyat,” kata Erick, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ia mengatakan pihaknya siap mengimplementasikan komitmen Prabowo dalam mencapai target swasembada pangan dan pengembangan energi terbarukan.
Erick melanjutkan BUMN akan memperkuat ekosistem ketahanan pangan dan energi nasional yang lebih terintegrasi ke depan melalui kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah.
“Karena kita ada pupuk, pupuknya mesti kita salurkan tepat sasaran. Lalu untuk energi terbarukan, saya rasa kita sudah banyak berinvestasi sekarang, baik Pertamina, PLN, karena kita tahu ke arah sana tidak terhindarkan,” ucap Erick.