Bandar Lampung (Lampost.co) – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai langkah pemerintah melakukan negosiasi dengan China terkait utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung, Whoosh, merupakan pilihan yang realistis.
Menurut Mahfud, kondisi keuangan negara yang terbatas membuat negosiasi menjadi jalan yang logis untuk ditempuh. “Iya, memang harus negosiasi, kan? Mau apa kalau sudah begini. Enggak bisa bayar, enggak punya uang, ya negosiasi. Kan gitu, kan? Jalannya tuh negosiasi. Silakan aja,” ujarnya di Yogyakarta, Minggu (26/10).
Mahfud menyampaikan hal itu saat menanggapi rencana pemerintah melakukan pembahasan ulang dengan pihak China soal pembiayaan proyek strategis nasional tersebut.
Sebelumnya, Mahfud melalui kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025 mengungkap adanya dugaan penggelembungan anggaran atau mark up dalam proyek kereta cepat Whoosh. Ia menyebut biaya pembangunan di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS per kilometer, sementara di China hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS.
Pernyataan itu kemudian ditanggapi KPK, yang menyatakan terbuka menerima data tambahan dari Mahfud untuk memperdalam dugaan korupsi dalam proyek tersebut.







