Bandar Lampung (Lampost.co) – Aksara Lampung adalah sistem tulisan kuno bagi suku Lampung, sebagai salah satu bagian kebudayaan di Indonesia. Bahkan, penerapan cara menulis bahasa daerah itu juga pada masyarakat yang tinggal di daerah-daerah sekitarnya, seperti pesisir Sumatra Selatan, Bengkulu, dan sebagian wilayah Banten.
Aksara Lampung juga dikenal dengan sebutan Surat Lampung, Surat Ulu, Aksara Lampong, atau Aksara Ulu. Sistem penulisan itu sebagai sekumpulan aksara tradisional yang berkembang di selatan Sumatra untuk menulis rumpun bahasa Lampung dan bahasa Melayu.
Sistem penulisan tersebut memiliki nilai historis yang kaya dan menjadi aset budaya penting bagi masyarakat. Sehingga, keberadaannya tidak hanya sekadar sebagai sistem tulisan, tetapi turut menjadi bagian integral dari budaya dan identitas masyarakat Lampung. Sebab, berguna untuk menyampaikan nilai-nilai, tradisi, dan sejarah masyarakatnya.
Sejak pertengahan abad ke-17 hingga ke-20, masyarakat Lampung aktif menggunakannya dalam sastra, seni, dan tulisan sehari-hari. Kemudian penggunaannya juga untuk mencatat sejarah, ritual keagamaan, upacara adat, seperti pernikahan, pertunjukan seni, dan ritual keagamaan, serta kerajinan, seperti ukiran, tenun, dan anyaman.
Namun, penggunaannya secara perlahan tergantikan dengan huruf Latin sehingga saat ini hanya sedikit anak-anak yang mampu membaca dan menulis menggunakan sistem penulisan tersebut.
BACA JUGA: Mengenal Aksara Lampung, Sejarah dan Anak Huruf Lengkap
Untuk itu, menjaga kelestarian sistem tulisan kuno yang menjadi aset budaya dan memiliki nilai sejarah itu sangat penting. Hal itu dengan mengajarkannya kepada anak-anak, salah satunya dengan masuk dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah.
Dasar Aksara Lampung
Dasar aksara Lampung biasanya mulai masyarakat pelajari pada pendidikan jenjang sekolah dasar (SD). Tingkatan tersebut mempelajari ciri khas bentuk dan bunyi aksaranya. Sistem tulisan tersebut memiliki 26 huruf dasar yang disebut “Buah Kepundan”. Huruf-hurufnya terdiri dari kombinasi garis lurus, melengkung, dan bentuk geometris lainnya yang penulisannya dari kiri ke kanan dan tanpa spasi antarkata.
BACA JUGA: Bahasa Lampung dalam Kondisi Rentan
Bentuk-bentuk itu memberikan keindahan visual pada setiap karakter. Sebab, setiap hurufnya sebagai bentuk alam dan unsur-unsur lingkungan lainnya, seperti aliran air, hewan, dan tanaman. Namun, tiap aksara tersebut tidak memiliki pasangan dan lebih sederhana dari pada aksara Kawi lainnya, seperti Jawa dan Bali.
Bentuk Aksara Lampung
Aksara Lampung terbilang berbeda dengan sistem tulisan lain yang ada di Indonesia. Aksara tersebut adalah sistem tulisan Abugida yang terdiri dari tiga jenis unsur, yaitu kelabai surat (20 aksara dasar), benah surat (12 diakritik), dan tanda baca.
Penulisannya seperti aksara Brahmi lainnya yang setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren “a” atau “o” yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Penggunaan huruf-huruf tersebut untuk menulis bahasa Lampung yang memiliki beberapa dialek yang berbeda.
Huruf Konsonan dan vokal
Konsonan dasar adalah bunyi dasar dalam bahasa Lampung yang terdapat 20 huruf. Huruf itu terdiri dari ka, ga, nga, pa, ba, ma, ta, da, na, ca, ja, nya, ya, a, la, ra, sa, wa, ha, dan gha.
Selain huruf dasar itu, ada pula huruf atau tanda vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Penggunaan huruf-huruf itu dengan menggabungkan bersama konsonan yang peletakkannya di atas, bawah, atau di sekitar konsonan. Penggunaan tanda vokal itu mengubah bunyi dari huruf konsonannya, seperti huruf ka + u = ku.
Sandangan dan pengubah suara
Bentuk sandangan dan pengubah suara juga berfungsi untuk mengubah atau memodifikasi bunyi dasar konsonan.
Sandangan dapat berupa tanda diakritik yang ditulis di atas atau di bawah konsonan dasar, sedangkan pengubah suara berada di sekitar konsonan. Tanda-tanda itu berguna untuk membentuk berbagai kombinasi bunyi dalam bahasa Lampung.
Anak huruf aksara Lampung
Anak huruf atau huruf turunan berasal dari huruf-huruf dasar. Penulisannya untuk membentuk kombinasi bunyi yang lebih kompleks atau menggambarkan variasi dalam pengucapan. Berikut anak huruf dalam sistem penulisan tersebut:
Tanda baca
Tanda baca
aksara Lampung berfungsi sama seperti bahasa Indonesia pada umumnya, yaitu untuk memberikan petunjuk intonasi dan pemisahan kata. Berikut beberapa tanda baca dalam aksara Lampung:
Aksara numerik
Aksara Lampung juga memiliki sistem numerik untuk menulis angka. Angka-angka itu tentu memiliki bentuk khusus yang berbeda dari bilangan umumnya. Misalnya, angka 2 dalam sistem penulisan tersebut mirip dengan huruf Z dan angka 9 seperti huruf P.
Dalam penulisan bilangan yang lebih besar, angka-angka tersebut digabungkan tanpa pemisah, persis layaknya dalam sistem numerik Arab atau Latin. Berikut angka-angka dalam aksara Lampung beserta bentuk penulisannya:
Itu lah dasar-dasar aksara Lampung yang bisa kamu pelajari dan lestarikan sebagai bagian dari identitas dan warisan budaya.