Jakarta (Lampost.co)—Pembangunan nasional mesti menyediakan ruang bagi pembangunan non-fisik solusi Menuju Indonesia Emas.
Karena, hanya generasi muda yang sehat jasmani dan rohani yang mampu menjawab berbagai tantangan dalam kehidupan berbangsa di masa depan.
“Pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian penting dalam pembangunan nasional. Kesehatan mental setiap warga negara, terutama remaja,”kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.
Lestari mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sekitar 14 juta orang di Indonesia mengalami gangguan mental dengan berbagai tingkatan. Mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Kenyataannya, dalam satu bulan terakhir, di media massa beberapa pekan terakhir mengungkap sejumlah kasus kekerasan (termasuk membunuh). Hal ini pemicunya adalah depresi dan stress karena masalah ekonomi, pekerjaan, relasi sosial dan faktor lainnya.
Rerie berpendapat kesehatan mental tidak boleh terabaikan jika kita ingin menghadirkan generasi unggul. Menyongsong Indonesia Emas.
Ia terwujudnya kerja sama dan kepedulian para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Tujuannya meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesejahteraan mental. Serta mengurangi stigma yang terkait dengan gangguan mental.
Menurut Rerie, melalui pengembangan sektor pendidikan dengan model pembelajaran aktif yang berorientasi pada peningkatan kemampuan setiap warga negara.
Harapannya mampu mengatasi ancaman yang menyasar kesehatan mental generasi muda.
Kesehatan Jiwa
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, R. Vensya Sitohang mengungkapkan untuk mewujudkan kesehatan jiwa masyarakat harus di ikuti dengan langkah yang komperhensif mulai dari preventif. Promotif, kuratif hingga rehabilitasi dan melibatkan semua pihak.
Langkah tersebut, ujar Vensya, harus mampu dilakukan agar sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini dapat mewujudkan target Indonesia Emas 2045.
Pada pemetaan beban sepanjang hidup manusia sejak bayi hingga lansia. Menempatkan kesehatan mental pada lima besar faktor yang harus diperhatikan untuk mewujudkan kesehatan dalam kehidupan manusia.
Menurut Vensya, untuk mewujudkan kesehatan mental masyarakat merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya tanggung jawab para tenaga kesehatan.
Apalagi, tambah dia, sejumlah laporan bunuh diri dari pihak kepolisian mengungkapkan sebagian besar kasus terjadi pada usia produktif. Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama.
Selain itu, Vensya mengungkapkan, masyarakat yang didiagnosa mengalami gangguan jiwa harus dipastikan mendapatkan pengobatan yang berkelanjutan.
Namun, ungkap dia, saat ini proses pengobatan gangguan jiwa masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain dalam bentuk stigma yang berkembang di masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa dan terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang mampu menangani gangguan jiwa di tanah air.