Jepara (Lampost.co) – Pemahaman terkait Empat Pilar Kebangsaan penting bagi setiap warga negara, termasuk kalangan buruh. Ini sebagai landasan bertindak dalam menghadapi tantangan bernegara yang semakin kompleks.
Hal itu tersampaikan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 15 November 2025. Lestari menyampaikan pernyataan itu pada kesempatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di hadapan Aliansi Serikat Buruh Jepara, di Jepara, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025.
“Tantangan yang terhadapi masyarakat saat ini sangat luar biasa. Berkurangnya daya beli, digitalisasi, dan otomatisasi dunia. Ini juga terjadi pada tanah air,” kata Lestari.
Kemudian menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah tantangan tersebut harus terpahami secara utuh dengan bingkai yang lebih konkret. Seperti Empat Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selanjutnya tantangan yang terhadapi buruh, ujar Rerie, harus terkaji dari berbagai sisi. Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat, buruh harus berdiri tegak untuk memperjuangkan hak-hak nya.
Karena, tambah Rerie, memperjuangkan hak adalah bagian dari menjalankan amanat Konstitusi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Namun, menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, agar penyampaian dalam memperjuangkan hak tersebut tidak kontra produktif perlu kerjasama, komunikasi, dan jejaring yang baik. Rerie mendorong semua pihak menyuarakan bahwa buruh itu bukan semata tenaga produksi, tetapi juga bagian dari pilar kebangsaan.
Pada kesempatan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menyarankan agar kawan-kawan buruh meningkatkan pemahaman dan keterlibatan dengan partai politik dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Masuk ke dalam sistem untuk memperjuangkan aspirasi yang ada bisa dipertimbangkan oleh kawan-kawan buruh. Terserah, bisa melalui partai politik mana pun, dalam upaya menjawab berbagai tantangan yang dihadapi,” ujar Rerie.








