Bandar Lampung (Lampost.co): Menanggapi isu penggunaan bahasa daerah Lampung yang kian rentan dari kepunahan, pemerhati pendidikan, M Thoha Batin Sampurna Jaya menilai bahwa dukungan pemerintah untuk pembukaan program studi bahasa Lampung menjadi hal yang penting. Hal itu untuk membawa bahasa Lampung keluar dari ancaman kepunahan.
Akademisi FKIP Unila itu menilai, bahwa pembukaan program studi Bahasa Lampung di perguruan tinggi bisa menjadi satu solusi yang efektif. Hal itu untuk menggairahkan kembali minat berbahasa Lampung bagi generasi muda dan calon pendidik.
“Di Unila itu sudah ada S1 dan S2 pendidikan bahasa Lampung. Nah, ini perguruan tinggi lain seharusnya juga bisa. Hal ini dalam rangka mendukung bahasa Lampung keluar dari kepunahan,” kata Thoha, Jumat, 8 Maret 2024.
Thoha mengatakan perlu ada political will dari pemerintah di tingkat provinsi, kota maupun kabupaten, untuk menyediakan serapan dari lulusan yang nantinya mengenyam pendidikan di Prodi Bahasa Lampung.
“Pemerintah nanti harus mampu merekrut alumni keluaran bahasa Lampung. Sebab kalau tidak terserap ya gimana? Karena pasti ada kaitannya dengan perekrutan tenaga kerja nanti,” ujar Thoha.
Kesempatan Beasiswa
Selain itu, upaya dukungan yang bisa dilakukan lainnya yaitu, dengan memberikan kesempatan bagi para anak muda yang memiliki keinginan besar untuk pelestarian bahasa Lampung dengan menyediakan beasiswa pendidikan.
Hal itu menurutnya perlu dilakukan guna menggairahkan semangat anak muda untuk belajar bahasa dan budaya Lampung. “Baru nanti setelah mereka lulus, pemerintah daerah bisa mereka kembali ke daerahnya untuk mengabdi,” ujarnya.
Tak hanya dari sektor pendidikan, Thoha menilai bahwa pelestarian bahasa Lampung juga tidak terlepas dari peran para pemangku adat.
Untuk itu, ia meminta agar para tokoh adat di setiap daerah untuk dapat mendorong serta mengajarkan budaya Lampung kepada para generasi penerusnya.
Sebab isu kepunahan bahasa Lampung ini, kata Thoha, penyebabnya karena minimnya keinginan serta antusias dari masyarakat dalam bersosialisasi di kehidupan sehari-hari. Bahkan hal ini menurutnya sudah menjadi perbincangan sejak 20 tahun lalu.
“Kalau kita lihat, sebagian besar masyarakat Lampung yang asli saja itu kalau bicara tidak sepenuhnya bahasa Lampung. Kemudian yang kedua masyarakat Lampung yang pendatang walaupun sudah puluhan tahun di Lampung juga tidak berminat untuk belajar bahasa Lampung. Ini masalahnya, coba kalau kita main ke Palembang atau Jawa, mereka sangat kental sekali dengan bahasa daerahnya,” jelasnya
Namun meski begitu, ia masih bersyukur sebab masih ada upaya dari dinas pendidikan provinsi Lampung untuk mempertahankan mata pelajaran muatan lokal Bahasa Lampung di tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal itu, menurutnya bisa menjadi angin segar bagi masa depan generasi muda untuk dapat bisa mengenal bahasa dan budaya Lampung di tengah pesatnya arus teknologi.
“Bahkan kalau di jawa itu kita kenal ada pusat studi Javanologi, kenapa pemerintah Lampung juga coba usulkan untuk buat pusat studi Lampungnologi. Jadi upaya pelestarian dan riset bahasa Lampung bisa di situ. Lewat peran perguruan tinggi,” katanya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.