Panaragan (Lampost.co): Pertunjukan Sekolah Seni Tulangbawang Barat (Tubaba) akan dipentaskan besok, Sabtu, 4 Mei 2024 di Ulluan Nughik, Panaragan, Tubaba.
Pemerintah Kabupaten Tubaba dan sejumlah seniman dari berbagai kota di Indonesia menggagas program ini bertujuan sebagai pelatihan pendidikan karakter/pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Resital Sekolah Seni Tubaba 2024 Persembahkan Pentas Seni Berkarakter
Dinas Pendidikan dan Dana Indonesia, sebuah platform kerja sama Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mendukung program pada tahun ini.
Sejak Februari 2024, program tahun ini telah melibatkan dua ratus peserta. Terbagi ke dalam 4 kelas utama, yaitu musik, seni rupa, teater, dan tari.
Pada resital nanti, kelas musik yang akan menampilkan pertunjukan gitar dan vokal ensemble. Kemudian pameran karya drawing dan karya lukis dari kelas seni rupa. Lalu, pementasan teater anak dan remaja dari kelas teater, dan pertunjukan tari dari kelas tari anak dan remaja.
Melewati sekitar 17 kali pertemuan, peserta dengan rata-rata usia 6 hingga 17 tahun, belajar berbagai materi kesenian yang titik tekannya bukan semata pada aspek teknis, melainkan pembatinan dan pemaknaan pada setiap proses penciptaannya.
Pengembangan Diri
Setiap peserta didik diajak untuk mampu mengembangkan diri menjadi pribadi yang unggul dan lebih berkualitas dalam menatap fase kehidupan selanjutnya, sesuai dengan tema program tahun ini “Seni Untuk Masa Depan”.
Rancangan kurikulum dari program pelatihan kesenian sedemikian rupa dengan koridor utama pengenalan diri dan lingkungan sekitar. Mengajak setiap peserta melihat kisah, peristiwa, menafsirkannya, dan mewujudkannya ke dalam karya presentasi akhir di kelasnya masing-masing.
Selain itu, rancangan kurikulum tahun ini agar peserta didik memiliki rasa empati, solidaritas, kesetaraan, kerja keras, dan pemahaman tentang lingkungan.
Secara berurutan tim kerja Sekolah Seni Tubaba 2024; Konseptor program Semi Ikra Anggara. Kemudian sebagai asilitator: Widuri, Anggi Prayoga, Jhon Heryanto, Alexander Gebe (Teater), Mustofa, Suvi Wahyudianto (Seni Rupa), Kiki Windarti, Naya Isnaini, Khusnul, Ahmad Susantri (Tari), Chandra Purwakanti, Edythia Rio W, dan Yoyon Gideon (Musik).
Program Independen
Dengan Direktur Program Jhon Heryanto, Khoirul Hartoko, dan Ezed Qyoko bekerja sebagai humas, sementara Novi Muryanti mengelola managemen program.
Dalam kurun waktu delapan tahun, program gagasan secara kolaboratif oleh Pemkab Tubaba dan sejumlah seniman ini, kini berjalan secara independen oleh Yayasan Pendidikan Seni dan Ekologi.
Tidak bertujuan menjadikan peserta didik menjadi seniman. Tapi melalui setiap tahapan proses kesenian peserta didik bisa mendapatkan manfaat bagi keseharian dan masa depan mereka.
Telah melahirkan kurang lebih 3.500 alumni yang kini bekerja di berbagai medan profesi. Pola pendidikan karakter dengan metode pelatihan kesenian yang intensif, sistematis dan berkelanjutan gagasan oleh sebuah pemerintah daerah mungkin hanya satu-satunya di Indonesia.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.