Kalianda (Lampost.co)— Pada kunjungan kerjanya ke Lampung kali ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr H Bob Bazar Lampung Selatan.
Dalam kunjungannya, Jokowi meninjau langsung sejumlah fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di (RSUD) Dr H Bob Bazar yang di berikan kepada masyarakat.
Presiden Jokowi mengatakan tujuan dari peninjauan di RSUD Bob Bazar tersebut untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam menerima bantuan medis dari Pemerintah Pusat.
Pansus DPRD Lamsel Soroti Parkir-Pelayanan di RSUD Bob Bazar Kalianda
“Dalam rangka persiapan, kita akan mengirimkan alkes besa. Dan memerlukan ruangan yang besar. Baik itu Cathlab, Mamogram, CT Scan, MRI,” kata Presiden Jokowi saat melakukan konferensi pers di Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
Ia menjelaskan dari hasil peninjauan itu pihaknya memastikan untuk mengirimkan bantuan mulai September 2024.
“Yang saya lihat nanti akan sampai di Lampung Selatan September ini sampai tahun depan. Ruangannya tadi persiapan ruangannya CT Scan sudah dalam proses. Nanti saya minta Pak Bupati. Pak Gubernur untuk Cathlab dan Mamogram juga menyiapkan oleh daerah” kata orang nomor 1 di Indonesia itu.
Sementara itu, Direktur RSUD Bob Bazar, Reny Indrayani, mengatakan jika rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit Tipe C yang menyediakan pelayanan besar dan beberapa spesialis lainnya.
Di rumah sakit tersebut telah terdapat 26 tenaga dokter spesialis, namun masih memerlukan spesialis di beberapa bidang.
“Rumah sakit ini masih butuh dokter spesialis jantung, dokter saraf intervensi, dan dokter kanker yang belum kami miliki,” kata Reny.
Reny berharap pemerintah dapat menambah fasilitas-fasilitas kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya.
Rumah sakit yang sebagian besar pasien merupakan peserta BPJS Kesehatan itu disebutnya mengalami keterbatasan kapasitas.
“Saya berharap bisa menambah fasilitas-fasilitas seperti yang tadi dan bisa menambah jumlah ruangan perawatan. Karena dari kunjungan per bulan untuk pasien rawat inap itu sekitar 400-500 pasien, sementara tempat tidur yang tersedia hanya 250. Jadi kami sering kelebihan kapasitas dari pasien,” ujar Reny.