Bandar Lampung (Lampost.co): Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin mendukung Surat Edaran Kementerian Agama, Nomor 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Edaran tersebut dalam rangka menjaga ketertiban serta toleransi. “Surat edaran ini tentu patut kita dukung. Karena Islam bukan semata agama private, tapi juga agama sosial. Karena itu, pelaksanaan ibadah juga mempertimbangan psikologi sosial di sekitarnya,” kata Rektor melalui keterangan tertulis kepada Lampost.co, Rabu, 13 Maret 2024.
Rektor menduga pihak-pihak yang mempersoalkan edaran tersebut, belum membaca edaran secara utuh. Padahal, salah satu imbauan di dalam edaran tersebut adalah penggunaan pengeras suara di masjid dan musala mengedepankan toleransi.
Bahkan, Kementerian Agama melalui surat edaran sebelumnya SE Nomor 5 Tahun 2022 juga telah mengaturnya. “Islam merupakan agama yang memiliki toleransi yang tinggi. Sehingga harus mewujudkan secara nyata dalam setiap tindakan,” kata Prof Wan.
Menurut Rektor, jika memahami, sebenarnya edaran Kementerian Agama tersebut bertujuan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban, dan kenyamanan bersama dalam syiar di tengah masyarakat yang beragam. Baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya.
Edaran ini mengatur tentang penggunaan pengeras suara dalam dan pengeras suara luar. Salah satu poin edaran tersebut mengatur agar penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan, baik dalam pelaksanaan salat tarawih, ceramah, atau kajian Ramadan, dan tadarus Al-Qur’an menggunakan pengeras suara dalam.
Rektor menjelaskan, perlu memahami, edaran ini tidak melarang menggunakan pengeras suara. Memang ada anjuran tadarus Al-Qur’an menggunakan pengeras suara untuk jalannya syiar. Namun untuk kenyamanan bersama, penggunaan pengeras suara cukup menggunakan speaker dalam masjid atau musala.
Bukan Aturan Baru
Edaran ini sebenarnya juga bukan merupakan hal yang baru. Bahkan sudah ada sejak 1978 dalam bentuk Instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Kep/D/101/1978. Di situ juga mengatur bahwa saat Ramadan, siang dan malam hari, bacaan Al-Qur’an menggunakan pengeras suara ke dalam.
“Edaran ini dibuat tidak untuk membatasi syiar Ramadan. Giat tadarus, tarawih, dan qiyamul-lail selama Ramadan sangat dianjurkan. Penggunaan pengeras suaranya saja yang diatur, justru agar suasana Ramadan menjadi lebih syahdu,” ujarnya.
Adapun, Kementerian Agama mengeluarkan surat edaran terkait penggunaan pengeras suara selama Ramadan tersebut termuat dalam SE Menag Nomor 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
“Kami mengimbau, umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Rabu, 6 Maret 2024.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.