Warek Bidang Akademik Unila, Suripto Dwi Yuwono mengungkapkan, seperti biasa Unila membagi penerimaan mahasiswa baru menjadi 3 jalur seleksi. Antara lain jalur SNBP sebesar 28,68 persen, jalur SNBT sebesar 52,91 persen, dan terakhir Kuota Mandiri sebesar 18,41 persen.
Baca juga: Unila Resmi Buka Prodi Sarjana Gizi
Peluncuran PMB itu di GSG Unila, Selasa, 4 Februari 2025 dengan mengundang 900 sekolah jenjang SMA se-derajat di Provinsi Lampung. Selain para siswa sebagai calon mahasiswa, Unila juga menghadirkan dewan guru untuk hadir langsung.
“Kegiatan launching SNPMB Unila 2025 ini sebagai langkah awal mengenalkan profil Unila. Yakni dengan berbagai program studi yang bisa calon mahasiswa pilih melalui SNBP dan SNBT serta mandiri,” ujarnya.
Dia mengatakan, pendidikan tinggi merupakan kunci utama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat membuka pintu untuk inovasi, penelitian, dan pengembangan keterampilan yang esensial.
Menurutnya, universitas bukan hanya tempat memperoleh ilmu. Tetapi juga wadah untuk mengasah bakat, melatih pemikiran kritis, dan mempersiapkan pemimpin masa depan di setiap daerah di Indonesia. Pemerataan akses pendidikan adalah landasan untuk membangun negara yang kuat dan maju.
“Kami menyadari bahwa setiap anak di daerah ini memiliki potensi yang sama besar dengan anak-anak di kota besar. Sebagai bentuk komitmennya, Unila telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi di Provinsi Lampung,” kata dia.
Dia memaparkan kegiatan sosialisasi dan promosi PMB Unila mulai tahun lalu secara terintegrasi. Dengan melibatkan fakultas untuk dapat melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah di Provinsi Lampung dengan melibatkan pihak sekolah sebagai host.
Tiga Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru
Sementara itu, Wakil Ketua PMB Unila, Prof Abduraahman menjelaskan, penerimaan mahasiswa baru kali ini ada 3 jalur penerimaan. Antara lain SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dengan kuota minimum 20 persen dengan biaya seleksi pemerintah yang menanggung. Proses SNBP menggunakan dua komponen nilai.
“Komponen pertama adalah nilai rata-rata raport semua mata pelajaran. Komponen ini mencakup seluruh mata pelajaran, baik berdasarkan Kurikulum Merdeka maupun Kurikulum 2013. Mencakup seluruh mata pelajaran, kecuali mata pelajaran Muatan Lokal,” jelasnya.
Komponen kedua diambil dari nilai dua mata pelajaran pendukung, ditambah prestasi yang calon mahasiswa peroleh selama belajar di sekolah dengan portofolio. Terutama untuk program studi seni dan olah raga. Mata pelajaran pendukung tersebut telah ada ketetapan melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 345/M/2022.
Selain SNBP, terdapat juga Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) dengan kuota minimum 40 persen. Kriteria penerimaannya berdasarkan hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dengan biaya pihak peserta yang menanggung dan subsidi pemerintah.
“Lalu terakhir adalah seleksi mandiri. Seleksi mandiri PTN memiliki kuota maksimum 30 persen,” ujarnya.