Jakarta (Lampost.co) — Suara sirene meraung di seantero Tel Aviv ketika sedikitnya 181 rudal Iran memasuki ruang udara kota itu, yang sebagian berhasil dicegat sistem penangkal rudal Iron Dome. Militer Israel memerintahkan seluruh warga untuk berlindung di tempat-tempat yang telah ditentukan.
Perintah dan serangan rudal itu hanya berselang beberapa jam setelah seorang pejabat pemerintah Biden mengingatkan bahwa Iran sedang bersiap melancarkan dengan segera serangan rudal balistik ke Israel.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel IDF Daniel Hagari mengatakan, “Beberapa saat lalu mitra-mitra kami di Amerika telah memberitahukan bahwa mereka mendeteksi sebuah organisasi di Iran yang akan melancarkan serangan rudal ke Israel dalam waktu dekat.Kami telah menghadapi ancaman seperti ini sebelumya, dan kini kami akan menghadapinya,” katanya, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca juga: Balas Serangan Israel, Hizbullah Tembakkan Rentetan Rudal
Otoritas bandara Israel mengatakan wilayah udara negara itu telah ditutup dan seluruh pesawat yang datang dialihkan ke bandara-bandara lain di luar negara itu. Iran mengatakan peluncuran puluhan rudal balistik ke Israel itu merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hizbullah dan Hamas.
Iran meluncurkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada April lalu, namun hanya sedikit proyektilnya yang mencapai target. Sebagian besar di tembak jatuh oleh koalisi pimpinan AS, sementara yang lain tampaknya gagal di luncurkan atau jatuh dalam penerbangan.
Gencatan Senjata
Beberapa menit setelah kabar serangan rudal Iran itu, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan eskalasi konflik di Lebanon dan memohon agar semua pihak bersedia melakukan gencatan senjata.
“Sekjen PBB memohon terlaksananya segera gencatan senjata. Perang tak terkendali di Lebanon harus di cegah dengan cara apapun, dan integritas wilayah Lebanon harus di hormati,” kata Dujarric.
Israel memperingatkan warga Lebanon untuk mengevakuasi warga yang tinggal di perbatasan supaya tidak menjadi korban. Serangan udara dan tembakan artileri Israel menghantam desa-desa di Lebanon selatan. Orang-orang mendapat perintah untuk mengungsi. Para militan Hizbullah merespons dengan menembakkan rentetan roket ke Israel. Tidak ada laporan segera mengenai korban jiwa saat pertempuran semakin intensif dan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Militer Israel mengatakan tentaranya telah menyebrangi perbatasan menuju ke Lebanon dan sedang melancarkan “penggerebekan terbatas di darat” terhadap posisi-posisi Hizbullah.
Proyektil yang Israel cegat di atas Tel Aviv, 1 Oktober 2024. Sirene serangan udara bunyi di Israel tengah pada tanggal 1 Oktober. Sehari setelah tentara melancarkan operasi darat ke Lebanon selatan yang menargetkan posisi Hizbullah.