Algiers (Lampost.co)—Maskapai nasional Aljazair, Air Algerie, menangguhkan penerbangan dari dan ke Lebanon sejak Kamis (1/8/2024) hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Maskapai penerbangan tersebut mendorong semua pelanggan menghubungi pusat panggilan perusahaan untuk informasi dan pembaruan lebih lanjut.
Maskapai penerbangan nasional tersebut tidak memberikan alasan khusus atas keputusan tersebut.
Namun maskapai tersebut mengikuti langkah serupa maskapai penerbangan negara lain. Termasuk Kuwait Airways, Royal Jordanian Airlines, Air France, Lufthansa dan Swiss International Air Lines.
Penangguhan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan potensi konflik yang lebih luas antara Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon di satu pihak dan Israel di pihak lain.
Penangguhan penerbangan tersebut setelah Israel membunuh komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, Selasa (30/7/2024). Dan tuduhan kelompok Palestina Hamas dan Iran bahwa Israel telah membunuh Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di ibu kota Iran, Teheran, Rabu (31/7/2024).
Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri, satu-satunya bandara di Lebanon, sebelumnya pernah menjadi sasaran selama perang saudara di negara itu dari tahun 1975 hingga 1989. Kemudian dalam konflik-konflik sebelumnya dengan Israel, yang terakhir dalam perang Juli 2006.
Hamas dan Iran telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Haniyeh. Sedangkan Hizbullah telah berjanji membalas pembunuhan Shukr.
Sementara itu, upaya-upaya internasional terus berlangsung untuk meredakan situasi dan mencegah konflik menyebar lebih jauh di wilayah tersebut.
Kekhawatiran telah berkembang akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan selama berbulan-bulan.
Eskalasi tersebut terjadi dengan latar belakang serangan gencar Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 39.500 orang sejak Oktober 2023 menyusul serangan Hamas.