Jakarta (Lampost.co) — Sebanyak 224 orang dikonfirmasi tewas di Nepal hingga Selasa, 1 Oktober 2024 malam waktu setempat. Selain itu properti senilai lebih dari 17 miliar rupe Nepal rusak akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi baru-baru ini di Nepal.
“Sebanyak 158 orang terluka dan 24 orang lainnya masih hilang,” kata Kepala Sekretaris Pemerintah Nepal Ek Narayan Aryal.
Dalam sebuah pertemuan pers, Aryal mengatakan bahwa telah mengerahkan 30.700 personel keamanan untuk operasi pencarian dan penyelamatan.
Baca juga: Korban Tewas Badai Helene 118 Orang, Ratusan Lainnya Masih Hilang
Upaya pencarian dan penyelamatan itu akan berakhir dalam dua hari, kata Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli dalam pertemuan pers tersebut. Sharma Oli menambahkan bahwa lebih dari 4.000 korban berhasil di selamatkan.
PM Nepal itu mengakui bahwa pemerintah tidak mengantisipasi kerusakan meluas akibat bencana tersebut.
Hari berkabung nasional selama tiga hari di berlakukan mulai Selasa, dengan pengibaran bendera nasional setengah tiang.
Sebelumnya, sejumlah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan fasilitas irigasi Nepal rusak parah akibat banjir dan tanah longsor. Kerugian awal mencapai 4,35 miliar rupee Nepal (1 rupee Nepal = Rp113) atau setara 32,6 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.138).
Dalam konferensi pers pada Minggu (29/9), para pejabat di Kementerian Energi, Sumber Daya Air, dan Irigasi Nepal mengatakan bahwa bencana yang di picu oleh hujan berkepanjangan pada Jumat (27/9) dan Sabtu (28/9) menyebabkan kerugian sebesar 3 miliar rupee Nepal atau setara 22,5 juta dolar AS bagi proyek-proyek PLTA dan transmisi, sementara proyek-proyek pengendalian sungai dan irigasi mengalami kerugian yang di perkirakan mencapai 1,35 miliar rupee Nepal atau sekitar 10,1 juta dolar AS.