Minsk (Lampost.co)—Belarusia mengerahkan sekitar sepertiga dari total angkatan bersenjatanya ke area perbatasan dalam menghadapi potensi serangan Ukraina. Ini merupakan langkah antisipasi terkait invasi Ukraina terhadap Rusia sejak 8 Agustus 2024 lalu.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, menyampaikan langsung kabar tersebut.
Menurutnya, Ukraina telah menempatkan 120 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina.
“Melihat kebijakan agresif mereka, kami telah menempatkan militer kami di sepanjang perbatasan,” lapor Belta mengutip pernyataan Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi pemerintah Rusia.
“Jika terjadi perang, apa yang kami lakukan adalah langkah pertahanan,” ujar Lukashenko, melansir TRT World, Senin (19/8/2024).
Andriy Demchenko, juru bicara dinas perbatasan Ukraina, mengatakan kepada media Ukraina, Ukraine Pravda, pada hari Minggu bahwa situasi di perbatasan dengan Belarusia tetap tidak berubah.
“Seperti yang dapat kita lihat, retorika Lukashenko juga tidak berubah…. Kami tidak melihat adanya peningkatan jumlah peralatan atau personel unit Belarusia di dekat perbatasan kami,” kata Demchenko.
Lukashenko tidak mengatakan secara pasti berapa banyak pasukan yang bersiaga di sepanjang perbatasan. Militer profesional Belarusia memiliki sekitar 48.000 tentara dan sekitar 12.000 personel perbatasan negara, menurut Military Balance 2022 dari International Institute for Strategic Studies.
Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin, mengatakan pada hari Jumat lalu bahwa ada kemungkinan besar provokasi bersenjata dari Ukraina dan bahwa situasi di perbatasan “tetap tegang”.
Lukashenko mengatakan perbatasan Belarusia-Ukraina telah tertanam ranjau darat “seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan bahwa pasukan Ukraina akan mengalami kerugian besar jika mereka mencoba menyeberanginya.