Teheran (lampost.co)–Hamas mengonfirmasi kematian pemimpin mereka, Ismail Haniyeh, dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran, Iran pada Rabu pagi, 31 Juli 2024.
Salah satu pengawal Haniyeh juga tewas dalam serangan tersebut.
“Penyelidikan sedang berlangsung untuk menemukan penyebab insiden tersebut,” ujar Departemen Hubungan Masyarakat IRGC.
Siapakah Haniyeh? Ia menjadi perdana menteri Otoritas Palestina (PA) pada 2006–2007. Pada waktu itu, Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina.
Haniyeh ialah putra dari orang tua Arab Palestina yang mengungsi dari desa dekat Ashqelon (di wilayah yang sekarang menjadi Israel) pada 1948.
Masa kecilnya berada di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza, tempat kelahirannya.
Seperti anak-anak pengungsi lainnya, Haniyeh mengenyam pendidikan di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Pada1981, Haniyeh mendaftar di Universitas Islam Gaza, tempat ia belajar sastra Arab.
Ia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin perkumpulan mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Ketika kelompok Islamis Hamas terbentuk pada 1988, Haniyeh termasuk di antara anggota pendiri yang lebih muda.
Setelah mengembangkan hubungan dekat dengan pemimpin spiritual kelompok tersebut, Sheikh Ahmed Yassin.
Otoritas Israel menangkap Haniyeh pada 1988 dan memenjarakannya selama enam bulan karena partisipasinya dalam ipemberontakan melawan pendudukan Israel.