Rafah (Lampost.co)—Hamas membantah klaim bahwa mereka mengusulkan ide-ide baru untuk proposal gencatan senjata dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalur Gaza, Palestina Rabu (12/6/2024).
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan kepada Al-Araby enegaskan kembali pendirian Hamas bahwa Israel yang menolak proposal tersebut. Dan menuduh Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengikuti sekutu dekatnya.
“Yang kami lakukan hanyalah menegaskan kembali komitmen kami terhadap apa yang tersampaikan pada 5 Mei oleh para mediator,” kata sumber anonim Hamas lainnya kepada kantor berita Xinhua, mengutip laman CGTN, Kamis (13/6/2024).
“Kami tidak membahas ide atau proposal baru apa pun,” tegas sumber itu.
Jika negosiasi tidak membuahkan hasil positif, sumber tersebut juga mengeklaim proposal yang mencakup klausul memungkinkan Israel melanjutkan perang setelah tahap kedua.
Tanggapi Blinken
Sementara itu, bantahan tersebut muncul sebagai tanggapan atas pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang mengatakan Hamas telah menyarankan banyak “perubahan” pada gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
Sebelumnya pada hari yang sama, Blinken mengatakan pada konferensi pers di Qatar bahwa beberapa perubahan usulan Hamas “bisa terapkan”. Dan ada pula yang tanpa perincian tambahan tentang perubahan yang diminta.
“Dia terus berbicara tentang persetujuan Israel atas proposal (gencatan senjata) terbaru, tetapi kami belum mendengar satu pun pejabat Israel berbicara mengenai hal ini,” ujar Blinken.
“Kemudian Hamas mengeluarkan pernyataan, menyerukan Washington ‘menekanan langsung’ Israel untuk menerima perjanjian gencatan senjata permanen di wilayah tersebut,” jelasnya.
Hamas telah mengupayakan gencatan senjata permanen dengan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza. Kemudian, kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, rekonstruksi Gaza, dan pengakhiran blokade.
Selasa lalu, para pejabat Israel mengonfirmasi telah menerima tanggapan Hamas soal proposal rancangan AS untuk kesepakatan pembebasan sandera gencatan senjata.
Namun, gerakan tersebut telah menolak tanggapan tersebut. Secara eksplisit, Blinken tidak menyebut tanggapan Hamas sebagai penolakan di Rabu seperti yang Israel lakukan.
Meskipun posisi Hamas telah memperumit masalah, ia juga menambahkan para mediator masih berkomitmen menjembatani kesenjangan tersebut.
“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan terus mendorong mitra kami, Qatar (dan) Mesir, untuk mencapai kesepakatan ini,” ungkap Blinken. (Theresia Vania Somawidjaja)