Jakarta (Lampost.co) — Perwakilan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, di Iran, Khaled Qaddoumi, mengatakan Ismail Haniyeh kemungkinan dibunuh oleh roket atau proyektil yang ditembakkan ke gedung tempat dia menginap. Kepala Biro Politik Hamas itu meregang nyawa usai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Qaddoumi mengatakan asumsi tersebut berdasarkan kerusakan langit-langit dan dinding ruangan yang kemungkinan mengindikasikan bahwa tempat itu terkena serangan roket atau proyektil dari luar.
“Namun, masalah ini diserahkan kepada laporan teknis. Tim teknis bekerja keras untuk mendapatkan fakta, jadi masih terlalu dini untuk menyampaikan penilaian apa pun terkait masalah ini,” ujarnya, melansir Mediaindonesia,com, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Baca juga: Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa hingga Serang Sekolah dan Tewaskan Belasan Orang
Terkait laporan New York Times yang mengklaim sebuah alat peledak disembunyikan di kamar Haniyeh dua bulan sebelum serangan, Qaddoumi mengesampingkan kemungkinan tersebut. “Ini tidak rasional dan tidak berdasarkan temuan ilmiah apapun,” ucapnya.
Mengenang momen-momen terakhir bersama Haniyeh, Qaddoumi mengatakan Ismail Haniyeh menghadiri jamuan makan malam resmi kepresidenan setelah upacara pelantikan presiden baru Iran.
Haniyeh kemudian pergi ke kediamannya yang sebelumnya ia tempati saat mengunjungi Iran, seraya menambahkan bahwa kediaman tersebut diperuntukkan bagi tamu-tamu penting seperti perdana menteri dan menteri. “Tempat tinggalnya saat itu berada di lantai empat,” ujar dia.
Haniyeh dibunuh pada Rabu (31/7) di ibu kota Iran, Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, tetapi Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab.