Gaza (Lampost.co)—Delapan warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di sebuah sekolah pelatihan Gaza yang menjadi tempat distribusi bantuan. Serangan menghantam bagian dari sebuah sekolah di bawah pengelolaan Badan Pengungsi Palestina (UNRWA).
Saksi mengatakan sekolah ini biasanya untuk tempat memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga pengungsi.
“Ada warga yang datang untuk menerima kupon, ada pula yang mengungsi dari rumahnya dan mereka berlindung di sini. Ada yang sedang mengisi air, ada pula yang menerima kupon. Tiba-tiba kami mendengar ada yang jatuh. Kami lari, yang membawa air membiarkan tumpah,” kata Mohammed Tafesh, salah satu saksi, melansir AFP, Senin (24/6/2024).
Seorang fotografer melihat sebuah bangunan bertingkat rendah hancur total dan mayat-mayat terbungkus selimut tergeletak di pinggir jalan, menunggu pengangkutan.
“Kami mengeluarkan para syuhada dari bawah reruntuhan. Ia biasanya menjual minuman dingin dan seorang lain kerap menjual kue-kue, yang lainnya membagikan atau menerima kupon,” kata Tafesh.
“Ada sekitar empat atau lima orang yang syahid dan 10 lainnya terluka. Korban luka dalam kondisi baik,” lanjutnya.
Aksi Pencegahan
Militer Israel mengatakan situs tersebut, yang dulunya merupakan markas UNRWA, telah menjadi fasilitas militan Hamas dan Jihad Islam. Ia menambahkan aksi tindakan pencegahan itu sebelum serangan untuk mengurangi risiko merugikan warga sipil.
“Pagi ini (Minggu), jet tempur IAF dengan arahan intelijen IDF dan ISA menyerang infrastruktur teroris di mana teroris Hamas dan Jihad Islam beroperasi,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah contoh lain dari eksploitasi sistematis Hamas terhadap infrastruktur sipil dan penduduk sipil sebagai tameng manusia untuk kegiatan terorisnya,” tambahnya.
Hamas membantah tuduhan Israel bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia atau menggunakan fasilitas sipil untuk tujuan militer.
Juliette Touma, direktur komunikasi UNRWA, mengatakan badan tersebut sedang menyelidiki perincian laporan serangan sebelum memberikan informasi lebih lanjut.
“Sejak awal perang, kami mencatat hampir 190 bangunan kami terkena dampaknya. Ini adalah sebagian besar bangunan kami di Gaza,” katanya.
“Sebanyak 193 anggota tim UNRWA tewas dalam konflik tersebut,” pungkasnya.