Jakarta (Lampost.co) – Sebanyak 3 warga Palestina terbakar hidup-hidup dan 40 lain luka-luka akibat serangan Israel terhadap tenda penampungan warga sipil di Jalur Gaza.
Kebakaran terjadi terhadap tenda-tenda di halaman Rumah Sakit Martir al-Aqsa, pusat kota Deir al Balah. Tenda-tenda dibangun untuk masyarakat yang telantar dan diserang pasukan Israel.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan, gambar orang-orang yang terjebak dalam kobaran api tersebar luas di media sosial.
Baca juga: Israel Bombardir Jabalia Gaza Utara, 30 Orang Tewas
Sementara itu, korban tewas akibat serangan Israel terhadap tempat penampungan sekolah di Gaza tengah telah meningkat menjadi 22 orang.
Kantor media pemerintah menyebut militer Israel mengetahui bahwa sekolah al-Mufti menampung ribuan anak dan perempuan yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan lingkungannya karena takut serangan Israel.
Serangan itu juga menewaskan dua perempuan di Nuseirat. Sekolah itu menampung banyak warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat perang selama setahun di Gaza.
Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat dan Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al Balah.
Sementara itu Israel mempertimbangkan rencana untuk menghentikan semua bantuan kemanusiaan di Gaza utara. Netanyahu mengeklaim langkah itu sebagai upaya untuk membuat Hamas kelaparan.
Militer Israel telah memerintahkan evakuasi wilayah utara beberapa kali, yang terakhir terjadi pada akhir pekan. Sekelompok pensiunan jenderal telah mengajukan rencana, yang sedang Netanyahu pertimbangkan, untuk meningkatkan tekanan kepada Hamas untuk membebaskan sandera Israel yang di tahan selama lebih dari setahun.
Dalam rencana tersebut, Israel akan memberi warga Palestina waktu seminggu untuk meninggalkan Gaza utara sebelum mendeklarasikannya sebagai zona militer tertutup dan menghentikan pasokan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Warga Palestina yang memilih untuk tidak mematuhi perintah tersebut, Hamas atau warga sipil, akan mereka anggap sebagai kombatan.