Jakarta (Lampost.co)—Protes atas perang di Gaza belakangan ini tidak hanya oleh mahasiswa di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Demo dukungan atas aksi pro-Palestina ini telah meluas ke sejumlah universitas di Eropa.
Belakangan ini mahasiswa berbagai universitas di AS menuntut kampus mereka melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendapat keuntungan dari pendudukan Israel. Aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap Palestina.
Sejumlah mahasiswa yang mengikuti aksi ini berakhir di tahanan maupun diskors, seperti mahasiswa Universitas New York, Universitas Yale, Universitas Michigan, Universitas Columbia, dan University of California.
Aksi ini pun meluas. Tidak hanya di kampus-kampus elite AS, sejumlah mahasiswa di kampus bergengsi Eropa juga turut menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina. Misalnya mahasiswa di University College London (UCL) dan Sciences Po, Paris.
University College London (UCL)
Sebagian mahasiswa UCL yang mengikuti aksi terlihat menggunakan keffiyeh dan membawa bendera Palestina. Mereka menyerukan “tidak ada lagi uang untuk kejahatan Israel” dan “mahasiswa London, ini waktu kita–tutup untuk Palestina” bersama-sama.
Melansir Hotcourse, University College London sendiri merupakan salah satu universitas paling bergengsi di dunia dan tertua di Inggris. Perguruan tinggi ini adalah satu dari dua perguruan tinggi pendiri sebelum University of London (UOL), yang didirikan pada tahun 1826.
Sciences Po, Paris
Aksi pro-Palestina juga dilakukan mahasiswa Institut Ilmu Politik Paris atau lebih dikenal sebagai Sciences Po (Institut d’Études Politiques de Paris). Mereka menduduki gedung Sciences Po dan mengibarkan bendera Palestina di jendela maupun pintu masuk.
Sempat terjadi ketegangan ketika orang-orang pro-Israel datang untuk menentang mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung tersebut. Polisi lantas bergerak cepat dan memisahkan kedua kelompok dan membubarkan aksi.
Sementara itu, mengutip laman Schoters, Sciences Po merupakan sebuah institusi terkemuka dalam studi politik di dunia. Berdiri pada tahun 1872, lembaga pendidikan ini memiliki jaringan internasional yang luas serta mahasiswa dari berbagai negara dan latar belakang budaya.