Gaza (Lampost.co)—Setidaknya 15 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah di Jalur Gaza, Minggu (14/7/2024). Ini merupakan serangan Israel yang kesekian kalinya terhadap gedung-gedung sekolah di Gaza.
Saat mengonfirmasi serangan terbaru itu, militer Israel mengaku telah menargetkan “teroris” di lokasi tersebut.
Serangan israel ke sekolah Abu Araban yang di bawah pengelolaan PBB di kamp Nuseirat, Gaza bagian tengah adalah yang kelima kali. Sekolah itu menjadi tempat penampungan dalam delapan hari terakhir.
Sekolah Abu Araban menampung “ribuan pengungsi”, kata juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada kantor berita AFP, Senin (15/7/2024).
Ia menambahkan sebagian besar yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Sekolah-sekolah di Nuseirat menjadi sasaran dua serangan Israel sebelumnya. Militer Israel mengatakan angkatan udaranya telah “menyerang sejumlah teroris yang beroperasi di area gedung sekolah Abu Araban yang di bawah pengelolaan UNRWA di Nuseirat.”
Tel Aviv mengatakan bangunan itu telah “berfungsi sebagai tempat persembunyian” dan pangkalan untuk “serangan” terhadap pasukan Israel.
Tayangan media AFPTV menunjukkan sebuah gedung tiga lantai berdiri tegak. Sebuah dinding dengan logo PBB telah hancur, dan ruangan-ruangan di dalamnya rusak.
Pada 6 Juli 2024, pesawat Israel menghantam sekolah Al-Jawni, yang juga di bawah pengelolaan badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Nuseirat. UNRWA mengatakan sekitar 2.000 orang berlindung di sana pada saat serangan.
Perang Israel-Hamas
Keesokan harinya, empat orang tewas dalam serangan terhadap sekolah Holy Family yang di bawah pengelolaan gereja di Kota Gaza, di wilayah utara. Selanjutnya, Israel juga menyerang sekolah Nuseirat lain dan sekali lagi mengatakan mereka hanya menargetkan “teroris”.
Keesokan harinya, sebuah sumber rumah sakit mengatakan 29 orang tewas dalam serangan di pintu masuk sekolah Al-Awda di daerah Khan Younis, Gaza bagian selatan.
Israel mengatakan Hamas menggunakan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur publik lain untuk keperluan militer. Hamas membantah tuduhan tersebut.
Prancis dan Jerman pada hari Rabu lalu menyerukan penyelidikan atas serangan di sejumlah sekolah.
Setelah serangan Al-Jawni, juru bicara UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada AFP bahwa ketika perang pecah, pihaknya menutup sekolah. Dan sekolah-sekolah tersebut kemudian menjadi tempat perlindungan.
UNRWA adalah badan bantuan utama di Gaza. Akan tetapi lebih dari separuh atau 190 fasilitasnya telah terkena serangan Israel dengan beberapa terkena lebih dari sekali. Serangan itu sebagai tanggapan militer Israel terhadap serangan kilat Hamas pada 7 Oktober 2023.