Jakarta (Lampost,co) — Laporan terbaru organisasi independen Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) mengungkap fakta mengejutkan. Dari setiap 16 orang Palestina yang terbunuh akibat serangan Israel di Gaza sejak Maret 2025, 15 di antaranya adalah warga sipil.
Poin Penting:
-
Data ACLED menyebutkan 15 dari 16 korban serangan Israel di Gaza adalah warga sipil.
-
PBB catat 16.000 warga Palestina tewas sejak Maret 2025.
-
Sejak Oktober 2023, total korban di Gaza lebih dari 65.000 jiwa.
Temuan ini memperlihatkan tingginya angka korban sipil dalam konflik Israel-Palestina. Kondisi tersebut meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel yang terus menggempur Gaza tanpa henti.
Mayoritas Korban Warga Sipil
ACLED mencatat lebih dari 93 persen korban tewas dalam enam bulan terakhir merupakan warga non-kombatan. Hal ini menegaskan operasi militer Israel di Gaza tidak hanya menargetkan kelompok bersenjata, tetapi juga memukul kehidupan warga sipil.
Baca juga: Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB Harus Kuatkan Dukungan bagi Palestina
Saat ini, pasukan Israel terus bergerak ke jantung Kota Gaza. Serangan darat dan udara memaksa hampir satu juta penduduk mengungsi, memperbesar risiko jatuhnya korban sipil baru.
Data Kontradiktif antara Israel dan ACLED
Sementara itu, militer Israel sebelumnya mengeklaim menewaskan lebih dari 2.100 anggota Hamas dan sekutunya sejak 18 Maret. Namun, catatan ACLED menyebut angka sebenarnya hanya sekitar 1.100 orang, termasuk tokoh politik Hamas dan faksi bersenjata lain.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 16.000 warga Palestina tewas sejak Israel mengakhiri gencatan senjata pada Maret. Angka ini menunjukkan dampak serangan Israel yang semakin brutal.
Bahkan, data internal militer Israel yang bocor menyebut 83 persen korban sepanjang Oktober 2023 hingga Mei 2024 adalah warga sipil.
Penghancuran Gaza Kian Meluas
Selain korban jiwa, ACLED juga menyoroti penghancuran masif di Gaza. Dalam 15 bulan sebelum Maret, tercatat 698 insiden penghancuran bangunan. Namun, hanya dalam enam bulan terakhir, jumlahnya sudah mencapai 500 insiden.
Sejak perang meletus Oktober 2023, lebih dari 65.000 warga Gaza meninggal, mayoritas warga sipil. Selain itu, 160.000 orang lainnya terluka, sementara hampir 90 persen rumah hancur. Infrastruktur kesehatan lumpuh total dan kelaparan meluas, terutama di Gaza utara.
Tanggapan soal Bantuan Kemanusiaan
Israel menuduh Hamas mencuri bantuan kemanusiaan dari PBB. Namun, laporan ACLED membantah tuduhan tersebut. Tidak ada bukti Hamas secara sistematis menjarah bantuan.
“Israel menciptakan kondisi kacau dalam distribusi bantuan. Penjarahan memang meningkat, tetapi tidak ada pola keterlibatan langsung Hamas,” tulis laporan ACLED.







