Kazan (Lampost.co) — Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono tiba di Kazan, Rusia, pada Selasa 22 Oktober 2024 untuk menghadiri KTT BRICS. Menlu Sugiono mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir.
Tiba di Bandara Kazan, Menlu Sugiono disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia Jose Antonio Tavares. Sugiono juga diterima oleh protokoler pemerintah Rusia.
Rekaman video dari Viory menunjukkan Menlu Sugiono turun dari pesawat dan menyapa para pejabat, sebelum mencicipi hidangan tradisional Rusia.
Baca juga: Daftar Harta Kekayaan 110 Anggota Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Menteri Terkaya?
“Ini asin, dan ini manis,” jelas pihak Rusia yang menyambut, mengutip Medcom.di, Rabu 23 Oktober 2024.
Tampak roti tradisional dan ‘chak-chak’, sejenis donat goreng disuguhkan untuk Menlu Sugiono.
Sebelumnya menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Menlu Sugiono ditugaskan hadir sebagai Utusan Khusus Presiden RI Prabowo Subianto pada pertemuan tersebut. Kunjungan ini adalah kunjungan resmi perdana Menlu Sugiono setelah resmi dilantik sebagai Menteri Luar Negeri RI.
“Kehadiran Menlu Sugiono di forum ini menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam forum-forum internasional dan memperkuat hubungan dengan seluruh negara, termasuk negara-negara anggota BRICS,” lanjut pernyataan Kemenlu RI.
Dalam KTT BRICS Plus tersebut, kata Kemenlu RI, Indonesia akan menyuarakan pesan penting perdamaian serta menyerukan pentingnya negara-negara berkembang dan Global South untuk bersatu, meningkatkan solidaritas, serta memainkan peran pentingnya dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara.
KTT BRICS ke-16 di Kazan, Rusia, dijadwalkan pada 22-24 Oktober. Para pemimpin dunia dari lebih dari 20 negara diharapkan hadir, dengan delegasi dari lebih dari 30 negara, untuk salah satu acara ekonomi, politik, dan budaya utama dalam dekade ini.
Rusia telah menjadi ketua BRICS sejak 1 Januari 2024. Kelompok ini juga berkembang tahun ini, tumbuh dalam ukuran dan pengaruh hingga hampir setengah populasi dunia dan sepertiga ekonomi global.