Jakarta (Lampost.co) — Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan serangan ledakan pager dan walkie talkie terhadap anggotanya di Lebanon dan Suriah yang terjadi sudah kelewat batas. Hizbullah berjanji bakal melancarkan balasan atas serangan yang ditengarai dilakukan Israel tersebut
Nasrallah muncul dalam pidato pertamanya yang disiarkan di televisi. Serangan tersebut berlangsung selama dua hari dan menewaskan sedikitnya 37 orang. Dia berjanji akan terus mendukung Palestina dalam melawan Israel.
“Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah gerakan perlawanan di Lebanon serta dalam sejarah negara kita,” katanya melansir Mediaindonesia.com, Jumat, 20 September 2024.
Baca juga: Negara Arab dan Islam Dukung Lebanon
“Musuh telah melewati semua aturan, hukum, dan garis merah. Mereka sama sekali tidak peduli dengan apa pun baik secara moral, manusiawi, dan hukum,” imbuhnya.
Ledakan tersebut melukai lebih dari 2.900 orang yang 287 di antaranya dalam kondisi kritis. Kekhawatiran muncul soal potensi meningkatnya baku tembak yang terjadi hampir setiap hari antara Hizbullah dan Israel menjadi perang besar.
Israel belum mengakui soal serangan tersebut. Puluhan ribu warga Israel kemudian kembali ke rumah-rumah mereka di dekat perbatasan dengan Lebanon.
Nasrallah menyebut ledakan yang terjadi sebagai tindakan teroris dan deklarasi perang terhadap rakyat Lebanon serta kedaulatan negara tersebut.
Perangkat-perangkat pager dan walkie talkie itu meledak di dalam rumah sakit, pasar, rumah-rumah, dan beberapa daerah tempat warga sipil berada. Nasrallah menuding Israel sengaja membuat bom sehanyak 4.000 pager dan 1.000 walkie-talkie dengan tujuan untuk membunuh warga sebanyak mungkin.