Moskow (Lampost.co) — Presiden Rusia Vladimir Putin membahas inisiasi perdamaian penyelesaian konflik Ukraina dalam percakapan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Demikian ungkap juru bicara Kremlin Dmitri Peskov pada Jumat (5/11).
“Kalian tahu pidato presiden pada Juni, saat dia menjelaskan keadaan yang dapat menunjukkan penyelesaian konflik. Semuanya ada dalam agenda pembicaraan melalui telepon,” sebut Peskov kepada jurnalis Rusia Pavel Zarubin.
Peskov menambahkan bahwa kedua pemimpin negara tersebut berbincang dengan terperinci dan terbuka.
Baca juga: Telepon Putin, Trump Minta Agar Tidak Tingkatkan Perang Ukraina
Putin mengatakan kepada Scholz mengenai visi Rusia mengenai apa yang terjadi berkaitan dengan konflik di Ukraina dan prospek kemungkinan bagi perkembangan situasi, kata Peskov, seraya menambahkan bahwa terdapat perbedaan mendalam antara posisi Rusia dan Jerman, tetapi fakta terjadinya dialog sangatlah positif.
Selain membahas Ukraina, kedua pemimpin negara itu juga membahas soal eskalasi situasi di Timur Tengah.
“Situasi yang memburuk di Timur Tengah dibahas. Vladimir Putin menginformasikan tentang upaya Rusia untuk meredakan ketegangan dan menemukan solusi damai untuk krisis di kawasan tersebut,” kata pernyataan itu.
Kotak Pandora
Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky rupanya kurang senang dengan panggilan telepon itu. Dalam pidato video di situs webnya, Zelensky mengatakan, panggilan telepon itu adalah ‘kotak pandora’.
“Inilah yang diinginkan Putin sejak lama: Sangat penting baginya untuk melemahkan isolasinya. Isolasi Rusia,” kata Zelensky.
“Dan untuk terlibat dalam negosiasi, negosiasi biasa, yang tidak akan menghasilkan apa-apa,” lanjut dia.
Menurut Zelensky, selama beberapa dekade, Putin melakukan hal yang sama. “Ini memungkinkan Rusia untuk tidak mengubah apa pun dalam kebijakannya, tidak melakukan apa pun yang substansial, dan akhirnya menyebabkan perang ini,” ujarnya.
Zelensky mengatakan, Ukraina memahami bagaimana bertindak terhadap Putin dan menangani negosiasi sebagaimana mestinya.
“Dan kami ingin memperingatkan semua orang: Tidak akan ada Minsk-3,” katanya, merujuk pada perjanjian Minsk, dua kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Kyiv dan Moskow mengenai status wilayah Donbas timur.
“Yang kami butuhkan adalah perdamaian sejati,” tegasnya.