Moskwa (Lampost.co)—Rusia mengumumkan keadaan darurat federal di wilayah Kursk. Status itu akibat bentrokan dengan pasukan Ukraina yang telah berlangsung selama empat hari.
Kementerian Darurat Rusia mengumumkan keputusan tersebut pada Jumat (9/8/2024) setelah rapat komisi pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan situasi darurat.
“Pembahasan tersebut mencakup situasi di wilayah Kursk akibat serangan angkatan bersenjata Ukraina. Tingkat tanggapan federal telah berlaku di wilayah tersebut,” kata pernyataan tersebut.
Ukraina mengintensifkan penembakan di wilayah Kursk pada Senin malam hingga Selasa (5—6/8/2024). Setelah serangan artileri tersebut menyusul serbuan infanteri Ukraina dengan dukungan tank dan kendaraan lapis baja di dekat Kota Sudzha.
“Departemen Pertahanan Rusia awalnya melaporkan 300 tentara Ukraina, 11 tank, dan 20 kendaraan lapis baja telah melintasi perbatasan Rusia, Selasa. Namun, Rabu, Kepala Staf Jenderal Rusia Valery Gerasimov mengeklaim sekitar 1.000 personel militer Ukraina terlibat pertempuran tersebut,” ucap pernyataan tersebut.
Para ahli mengemukakan serangan dan penghancuran stasiun gas Sudzha, yang menjadi tempat Rusia memompa gas ke Eropa, kemungkinan bertujuan mengalihkan perhatian komando Rusia dari Donbas.
Kemungkinan lain adalah mengganggu jalur pasokan kereta api ke angkatan bersenjata Rusia di wilayah Kharkiv Ukraina dan meningkatkan moral tentara Ukraina.
Pihak berwenang Rusia juga menyatakan kekhawatirannya terhadap PLTN Kursk yang terletak di dekat lokasi pertempuran dan keamanan dilaporkan diperketat, menurut Korps Garda Rusia.
Pihak berwenang di wilayah Kursk mengatakan lima warga sipil, termasuk seorang paramedis, seorang pengemudi ambulans, dan seorang wanita hamil berusia 24 tahun, tewas.
Selain itu, 66 lainnya, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Ukraina. Evakuasi besar-besaran terhadap beberapa ribu orang telah berlangsung dari zona pertempuran.