Tel Aviv (Lampost.co) — Serangkaian serangan Israel di Lebanon telah merenggut lebih dari 100 nyawa anak-anak dalam 11 hari terakhir, lapor Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pekan ini.
Laporan dari UNICEF menambahkan bahwa sekitar 690 anak-anak juga dilaporkan terluka akibat serangan Israel sejak enam minggu terakhir.
Mengutip Medcom.id, Senin, 7 Oktober 2024, UNICEF mengatakan bahwa mereka sedang berupaya menyediakan bantuan kemanusiaan darurat dan pasokan medis ke daerah serta masyarakat terdampak serangan di Lebanon.
Baca juga: Lebanon Memburuk, Kemlu RI Evakuasi 40 WNI dan 1 WNA dari Lebanon ke Yordania
Imran Riza, Wakil Koordinator Khusus PBB dan koordinator kemanusiaan untuk Lebanon, mengatakan bahwa krisis kemanusiaan di negara tersebut meningkat setiap hari. Sejak dimulainya eskalasi Israel pada 23 September, kematian terkait konflik ini telah meningkat lebih dari 200 persen.
Riza juga menyoroti bahwa sistem dan pusat kesehatan di Lebanon telah terpukul hebat akibat terkena serangan berulang kali. “Petugas kesehatan membayar harga termahal dengan nyawa mereka. Sistem kesehatan berada di ambang kehancuran,” tulis Riza di media sosial X.
Pernyataan dari Riza juga menyerukan dukungan dari komunitas Arab dan internasional. Yang menyatakan bahwa sangat penting untuk memanfaatkan diplomasi guna melindungi petugas kesehatan dan warga sipil di Lebanon. Serta menetapkan gencatan senjata di sana.
77 Petugas Kesehatan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedikitnya 77 petugas kesehatan telah tewas di Lebanon sejak 8 Oktober tahun lalu hingga 4 Oktober 2024, dengan 28 di antaranya terjadi dalam periode 24 jam dari 2 hingga 3 Oktober.
Sejak 23 September, Israel memperluas perangnya di Lebanon dari selatan ke berbagai wilayah lain. Termasuk ibu kota, Beirut, dan utara dekat Tripoli.
Sekitar 1.900 orang telah tewas oleh Israel di Lebanon sejak Oktober 2023, dengan mayoritas dalam beberapa pekan terakhir.
Pengeboman Israel terhadap Lebanon telah menyebabkan sekitar 1,2 juta orang mengungsi di saat masyarakat negara tersebut beramai-ramai melarikan diri dari selatan, Lembah Bekaa timur, dan ibu kota Beirut.
Organisasi-organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia terkemuka telah menyerukan gencatan senjata segera di Lebanon. Sebab, Israel terus melancarkan perang yang meluas di wilayah tersebut.