Washington (Lampost.co)—Sejumlah petinggi Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) menegaskan Joe Biden akan tetap menjadi kandidat calon presiden. Walaupun penampilannya dalam debat beberapa hari lalu relatif buruk.
Sebaliknya, Demokrat meminta para anggotanya fokus pada konsekuensi apa yang mungkin terjadi jika Donald Trump menang di pemilu AS 2024.
Mengutip The New Daily, Senin (1/7/2024), para petinggi Demokrat menolak ide memilih kandidat presiden yang lebih muda untuk pemungutan suara pada November mendatang.
Sebuah survei CBS pascadebat menunjukkan lonjakan 10 poin dalam jumlah anggota Partai Demokrat yang meyakini Biden seharusnya tidak mencalonkan diri lagi, dari sebelumnya 36% pada Februari menjadi 46%.
“Kebenaran yang tidak menguntungkan adalah bahwa Biden harus menarik diri dari perlombaan. Hal itu demi kebaikan bangsa yang telah dia layani dengan sangat mengagumkan selama setengah abad,” kata Atlanta Journal-Constitution dalam editorialnya pada hari Minggu (30/6/2024).
“Keteduhan masa pensiun yang sekarang Presiden Biden perlukan,” sambungnya.
Senator Demokrat dari Georgia, Raphael Warnock, menjadi satu dari beberapa politikus Demokrat yang mempertimbangkan sebagai pengganti Biden. Ia dengan tegas menolak seruan tersebut.
“Debat yang buruk bisa saja terjadi,” katanya, dalam program Meet the Press di NBC.
‘Momen Kebangkitan’
“Pertanyaannya adalah, ‘Siapa yang pernah Donald Trump tunjukkan selain dirinya sendiri dan orang-orang seperti dirinya?’ Saya bersama Joe Biden, dan ini adalah tugas kami untuk memastikan ia dapat melewati garis finis pada November mendatang,” sambung Warnock.
Pemimpin Demokrat di DPR, Hakeem Jeffries, yang berpeluang menjadi ketua DPR tahun depan jika partainya menang besar dalam pemilu AS, mengakui Biden mengalami kemunduran dalam debatnya dengan Trump.
“Saya yakin kemunduran tidak lebih dari sebuah persiapan untuk sebuah kebangkitan,” tutur Jeffries kepada MSNBC. “Momen yang kita alami saat ini adalah momen kebangkitan,” lanjutnya.
Senator Chris Coons dari Delaware, seorang calon pengganti Biden, mengatakan kepada ABC’s This Week bahwa Biden perlu tetap dalam pencalonan demi memastikan kekalahan Trump. “Saya pikir dia adalah satu-satunya Demokrat yang bisa mengalahkan Donald Trump,” sebut Coons.
Dengan dukungan dari para pemimpin Demokrat, keputusan mengenai apakah Biden ingin mengakhiri upaya pencalonan ada di tangannya sendiri. Namun, beberapa anggota Partai Demokrat membuka kemungkinan memilih kandidat presiden lain.
Ada “pembicaraan yang sangat jujur dan serius serta ketat” di internal partai, kata Jamie Raskin, seorang Demokrat terkemuka di Kongres kepada MSNBC.
Keluarga Biden
“Apakah dia yang akan menjadi kandidat atau orang lain yang akan menjadi kandidat, dia akan menjadi pembicara utama dalam konvensi kami. Dia akan menjadi sosok yang kami kumpulkan untuk maju,” tambah Raskin.
Biden selama debat terdengar serak dan menunjukkan penampilan gemetar, bahkan beberapa kali tergagap. Sejumlah politikus Demokrat secara pribadi mengatakan penampilan tersebut bisa menjadi faktor yang mendiskualifikasi pencalonan Biden.
Di sisi lain, Trump mengulang berbagai klaim sensasionalnya, seperti tuduhan bahwa imigran berada di balik gelombang kejahatan, Demokrat mendukung pembunuhan bayi, dan bahwa dia sebenarnya menang dalam pemilu AS 2020.
Setelah serangkaian kampanye yang padat di empat negara bagian sejak debat Kamis lalu, Biden menuju Camp David di hari Sabtu. Kepergiannya untuk pertemuan keluarga yang sudah terencana, termasuk sesi foto keluarga, menurut dua orang yang akrab dengan jadwal tersebut. Bersamanya, ada sang istri, Jill Biden, beserta anak-anak dan cucu-cucunya.
Walau perjalanan ke Camp David telah direncanakan sejak berbulan-bulan lamanya, kunjungan tersebut menjadi sorotan atau perhatian publik. Ini karena Biden berada di tengah keluarganya, berpotensi memengaruhi keputusannya untuk tetap maju di pemilu AS 2024. (Shofiy Nabilah)