eirut (Lampost.co)—Situasi memanas di Lebanon cukup mengkhawatirkan akan meluasnya perang di Timur Tengah. KBRI Beirut mengimbau WNI di Lebanon terus meningkatkan kewaspadaan.
Mengutip edaran imbauan KBRI Beirut, WNI agar bersiap dan mengantisipasi jika terjadi eskalasi konflik.
“Kami mengimbau seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Serta bersiap dan mengantisipasi apabila terjadi eskalasi konflik,” kata KBRI Beirut dalam surat imbauan mereka.
“Untuk itu, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Beirut. Kemudian mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia,” lanjut isi surat tersebut.
Selain itu, surat itu juga mengimbau WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Lebanon untuk menunda perjalanan hingga kondisi keamanan membaik.
Dengan pertimbangan buruknya kondisi keamanan di Lebanon Selatan (Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre dan Aitaroun), telah berlaku penetapan status siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023. KBRI Beirut berharap seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house).
Para WNI agar menghindari kawasan yang rawan, menyimpan barang dan dokumen berharga di tempat yang aman, dan waspada atas perkembangan situasi setempat.
WNI agar memantau media massa dan sumber informasi resmi otoritas setempat. “Jika sedang bepergian, harap menjaga barang berharga Anda seperti paspor, dompet, dan handphone dengan baik,” ujar KBRI Beirut.
“Apabilaa sedang dalam keadaan darurat dan berbahaya, segera cari tempat berlindung lalu hubungi 112. Jika kehilangan paspor atau mengalami pencurian paspor, harap hubungi 112 atau pihak kepolisian terdekat,” tegas mereka.
WNI yang memiliki masalah agar menghubungi hotline KBRI Beirut melalui telepon maupun WhatsApp pada nomor +961 70817310.
Sementara itu, perang di Gaza meluas hingga ke Lebanon, usai kelompok Hizbullah menyerang wilayah Israel. Membuat Israel mengancam akan membalas serangan tersebut.