• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Selasa, 29/07/2025 15:16
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Pemakaian Kemasan Styrofoam Serta Dampak  Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Sri AgustinabySri Agustina
06/10/24 - 16:26
in Kesehatan
A A
Kemasan Styrofoam

Kemasan styrofoam banyak digunakan untuk kuliner karena praktis dan mudah didapatkan. (Foto:Ilustrasi)

Bandar Lampung (Lampost.co)–Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk di Lampung. Di tengah meningkatnya industri kuliner di kota Bandar Lampung, kemasan ini menjadi pilihan karena praktis. Selain itu sifatnya ringan, ekonomis, dan mampu menjaga suhu makanan.

Namun, kemasan styrofoam membawa dampak serius terhadap kesehatan dan lingkungan, terutama ketika dibuang sembarangan. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Syakira Nabila Azzahra melakukan studi kasus terkait penggunaan styrofoam ini di usaha kuliner kecil hingga menengah di Bandar Lampung. Dan mengkaji dampaknya, serta menyarankan solusi praktis dan regulasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam studi kasusnya, Kota Bandar Lampung, mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, termasuk di sektor kuliner. Meningkatnya permintaan makanan cepat saji telah memicu penggunaan kemasan sekali pakai, terutama styrofoam. Styrofoam (polistirena tereksandari) adalah bahan yang populer dalam industri makanan karena kemampuannya menjaga suhu dan harganya murah. Temuannya di Lampung, penggunaan styrofoam banyak di warung makan kecil hingga usaha kuliner menengah.

Baca Juga:Yayasan Boemi Kita Targetkan Daur Ulang 300 Ton Sampah Plastik 

Namun, meskipun menawarkan kemudahan, styrofoam juga membawa dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia berbahaya dalam styrofoam dapat berpindah ke makanan, terutama pada makanan panas atau berminyak.

Selain itu, material ini sangat sulit terurai di alam, menambah volume sampah di darat dan laut, yang dapat membahayakan ekosistem lokal.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Bandar Lampung mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, dengan munculnya banyak usaha kuliner baru.

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas usaha kecil menengah (UKM) di sektor kuliner, khususnya yang menyediakan makanan cepat saji atau makanan untuk dibawa pulang, menggunakan kemasan styrofoam. Hal ini dikarenakan biaya  rendah dan kemudahan memperoleh bahan kemasan ini di pasar lokal.

Pada tahun 2023, sebuah survei terhadap 50 usaha kuliner kecil dan menengah di sekitar Bandar Lampung, menemukan 78% usaha ini menggunakan styrofoam untuk membungkus makanan. Dari jumlah tersebut, sekitar 65% mengaku memilihnya karena harganya lebih murah ketimbang kemasan lainnya. Selain itu, 54% usaha menyebutkan mudahnya mendapatkan kemasan styrofoam ketimbang kemasan alternatif yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Sampah Plastik Laut Indonesia Menyebar hingga Afrika

Namun, hanya 15% dari pemilik usaha yang mengetahui bahwa styrofoam dapat berdampak buruk pada kesehatan konsumen. Terutama jika penggunaannya untuk makanan panas.

Sementara itu, lebih dari 80% tidak menyadari adanya risiko pencemaran lingkungan dari penggunaan styrofoam. Ini menunjukkan kurangnya edukasi dan kesadaran di kalangan pelaku usaha mengenai dampak jangka panjang pemakaian kemasan ini.

Styrofoam mengandung bahan kimia berbahaya seperti stirena dan benzena, yang dapat larut ke dalam makanan ketika terkena panas. Berdasarkan penelitian dari National Research Council (2014), paparan stirena dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Dalam jangka panjang, stirena juga diketahui bersifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko kanker.

Dalam sebuah penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar Lampung, temuannya bahwa 10% dari pasien penderita gangguan pencernaan selama 2020-2023 mengaku sering mengonsumsi makanan terbungkus styrofoam. Meskipun ini bukan satu-satunya faktor, dugaan adanya kontaminasi stirena dalam makanan panas menjadi perhatian bagi dokter setempat.

Dampak pada Lingkungan

Di lingkungan, styrofoam membutuhkan waktu lebih dari 500 tahun untuk terurai secara alami. Sehingga menambah beban pada tempat pembuangan akhir (TPA) dan menyebabkan polusi plastik di lautan.

Lampung, dengan wilayah pesisirnya, sangat rentan terhadap pencemaran laut akibat sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik.
Pada tahun 2022, penelitian yang dilakukan Universitas Lampung menemukan bahwa 12% dari sampah yang terkumpul di pesisir pantai Mutun dan Telukbetung adalah styrofoam. Penelitian ini juga mengungkap bahwa mikroplastik telah mencemari biota laut setempat. Ikan-ikan yang ditemukan di pesisir tersebut memiliki kandungan mikroplastik di dalam tubuhnya, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan manusia yang mengonsumsi hasil laut.

Beberapa alternatif penggantinya telah mengalami pengembangan dan beberapa daerah menerapkannya. Seperti bioplastik, kemasan berbasis kertas, serta kemasan alami dari daun pisang dan bambu.

Di Lampung, penggunaan bahan-bahan ini masih terbatas, terutama karena tingginya biaya dan kurangnya ketersediaan di pasar lokal.

Namun, beberapa inisiatif dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah mulai mempromosikan penggunaan kemasan ramah lingkungan di Lampung. Misalnya, Green Movement Lampung telah mengadakan kampanye pengurangan plastik di beberapa sekolah dan pasar lokal sejak 2021. Kampanye ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya styrofoam. Meskipun implementasinya masih terbatas di kalangan pelaku usaha kecil.

Pemerintah daerah Lampung dapat berperan lebih aktif dalam mengurangi penggunaan styrofoam melalui kebijakan lebih ketat. Seperti pelarangan penggunaan styrofoam dalam kemasan makanan dan pemberian insentif bagi pelaku usaha yang menggunakan kemasan ramah lingkungan.

Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha juga sangat penting meningkatkan kesadaran tentang bahaya styrofoam. Penerapan program daur ulang serta pengembangan industri kemasan ramah lingkungan di Lampung dapat menjadi langkah strategis dalam jangka panjang.

Tags: KemasanKesehatan dan LingkunganLAMPUNGStudi KasusStyrofoam
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

seblak

Ini 5 Makanan Pantangan Penderita Tipes yang Bisa Bikin Kondisi Makin Parah

byDelima Napitupulu
29/07/2025

Jakarta (lampost.co)--Pernah merasa semakin parah saat sedang tipes meskipun sudah minum obat? Bisa jadi penyebabnya berasal dari makanan yang kamu...

Ternyata 7 Makanan Bergizi Ini Sebaiknya Kita Hindari saat Makan Malam

Ternyata Ini Manfaat Dahsyat Real Food yang Kini Mulai Tren

byDelima Napitupulu
29/07/2025

Jakarta (lampost.co)--Akhir-akhir ini, media sosial dipenuhi konten seputar makanan alami yang baik untuk kesehatan. Bukan makanan diet instan, melainkan jenis...

Gritte Agatha: Luangkan Waktu untuk Bermain Bersama Anak

Gritte Agatha: Luangkan Waktu untuk Bermain Bersama Anak

byRicky Marlyand1 others
29/07/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Aktris dan kreator konten Gritte Agatha membagikan pengalamannya sebagai ibu baru. Hal ini ia sampaikan dalam acara...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.