Bandar Lampung (Lampost.co) — Guna upayakan penanganan stunting di Provinsi Lampung, Pemerintah menjalankan dua intervensi penanganan yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Adapun tujuan dari intervensi gizi spesifik agar bisa mengatasi penyebab langsung permasalahan stunting, yaitu meningkatkan gizi dan juga kesehatan balita.
“Dalam intervensi spesifik tersebut, nantinya pemerintah akan memberikan bantuan makanan bergizi tambahan kepada anak-anak yang diintervensi,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Mulyadi Irsan, Selasa, 10 September 2024.
Baca Juga: Pemberdayaan Kader dan Keluarga Mewujudkan Kelurahan Rajabasa Jaya Bebas Stunting
Selain itu, penanganan stunting oleh Pemprov Lampung bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, rumah sakit hingga puskesmas.
“Kami benahi masalah gizi serta pola makan. Untuk intervensi gizi sensitif ini bertujuan mengatasi penyebab tidak langsung stunting, yaitu dengan menyediakan air bersih dan sanitasi,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya mendukung intervensi sensitif seperti masalah air bersih, sanitasi, dan juga masalah bebas buang air besar sembarangan atau ODF.
“Dengan kerja sama yang kita lakukan, harapannya semua permasalahan stunting di Lampung dapat terselesaikan. Sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat,” katanya.
Berdasarkan data dari website sigiziterpadu.kemenkes.go.id, sasaran balita di Lampung berdasarkan data BPS sebanyak 792.294 orang. Namun yang temuannya sebanyak 554.336 orang.
Jumlah balita bermasalah gizi temuannya sebanyak 70.180 orang dan jumlah balita berat badan kurang ada 2.568 orang. Sementara jumlah balita gizi buruk sebanyak 595 orang, balita stunting 11.834 orang, balita gizi kurang sebanyak 5.564 orang.
Selanjutnya, balita yang terintervensi untuk mendapatkan makanan tambahan sebanyak 156 orang, balita berat badan kurang mendapatkan makanan tambahan ada 25 orang.
Balita stunting di rujuk 2 orang, jumlah balita gizi kurang mendapatkan makanan tambahan sebanyak 2.647 orang. Jumlah balita gizi buruk mendapatkan tata laksana di Puskesmas sebanyak 9 orang.