Bandar Lampung (lampost.co)–Serangan jantung kini tak lagi menunggu usia tua. Banyak kasus terbaru menunjukkan bahwa pekerja muda usia 25–40 tahun semakin banyak yang terserang penyakit jantung. Ironisnya, mereka justru berada di puncak usia produktif.
Penyebab utamanya adalah stres kerja yang kronis, kurang tidur, kebiasaan makan instan, dan minim olahraga. Dalam survei Asosiasi Kardiologi Indonesia, 1 dari 5 pekerja muda berisiko tinggi terkena gangguan jantung tanpa sadar.
Menurut dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA, spesialis jantung dan pembuluh darah, penyakit jantung kini mulai banyak menyerang usia muda. Salah satu faktor yang paling memprihatinkan adalah kemunculan berbagai jenis makanan yang tidak sehat, tetapi sangat mudah terjangkau oleh masyarakat, khususnya anak muda.
Beberapa perusahaan kini mulai sadar dan menerapkan program wellness seperti yoga di kantor, pemeriksaan rutin, hingga kebijakan cuti kesehatan mental. Kesadaran akan pentingnya keseimbangan hidup dan pencegahan dini menjadi kunci untuk menghindari bahaya yang mengintai.
Banyak kantor masih menilai produktivitas dari jam kerja panjang, bukan dari hasil kerja yang sehat dan berkelanjutan. Budaya kerja seperti ini memaksa karyawan mengabaikan istirahat dan olahraga.
Akses Fasilitas Kesehatan
Akses ke fasilitas kesehatan sebenarnya sudah lebih baik, tapi kesadaran pekerja untuk memeriksakan jantung secara rutin masih rendah. Banyak yang menunda cek kesehatan karena merasa masih muda dan kuat.
Saat tubuh mulai memberi sinyal lewat detak jantung tak beraturan atau sesak saat naik tangga, sebagian besar orang memilih mengabaikan. Padahal, gejala awal seperti itu menjadi peluang terbaik untuk pencegahan.
Kantor-kantor di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya kini mulai meluncurkan program kesehatan. Mulai dari kelas kebugaran mingguan hingga konsultasi gizi gratis. Perusahaan sadar, karyawan sehat berarti produktivitas meningkat.