Bandar Lampung (Lampost.co) — KPU RI meminta kepada jajaran KPU daerah untuk menggelar simulasi pilkada dengan calon tunggal atau kotak kosong. Sebelumnya, KPU RI menggelar simulasi pilkada dengan kotak kosong pada Maros, Sulawesi Selatan, Minggu, 15 September 2024.
Sementara untuk Provinsi Lampung, ada dua kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada dengan kotak kosong. Daerah itu yakni Lampung Barat, dan Tulang Bawang Barat. Sementara Lampung Timur, semula hanya ada satu pasang calon, kini menjadi dua pasang calon. Saat ini tengah berproses pada tahap penelitian persyaratan para calon.
Komisioner KPU Provinsi Lampung Bidang Teknis Penyelenggara, Ismanto mengatakan. Rencananya simulasi akan tergelar pada 15 kabupaten/kota pada awal Oktober 2024, pasca penetapan calon 22 September 2024 mendatang. Namun simulasi tergelar secara umum. Karena nantinya memang ada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung pada 15 kabupaten/kota.
Baca Juga :
https://lampost.co/politik/calon-tunggal-kalah-tak-boleh-ikut-pilkada-ulang/
“Nanti ada simulasi. Ini juga bentuk sosialisasi kepada masyarakat, bagaimana menggunakan hak pilih di TPS. Dan juga menjadi bahan untuk anggota KPPS,” ujar Ismanto, Senin, 16 September 2024.
Kemudian terkait rencana simulasi pilkada kabupaten/kota dengan calon tunggal atau kotak kosong. Tentunya KPU Lampung menurut Ismanto, menunggu instruksi dari KPU RI apakah akan terlaksana atau tidak. Khususnya dua kabupaten yang berpotensi menjalankan pilkada dengan kotak kosong.
“Kami menunggu instruksi dari KPU RI. Terutama simulasi kotak kosong, dan sudah tergelar di Maros,” katanya.
KPU RI
Sebelumnya Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Mochammad Afifuddin meminta jajaran penyelenggara pemilu daerah. Apabila memiliki satu pasangan calon kepala daerah pada Pilkada 2024 menggelar simulasi pemungutan suara.
“Nanti kita akan bebankan ke teman-teman penyelenggara provinsi. Terutama kalau memang waktu dan kesempatannya ada. Nanti kita dorong juga untuk melakukan simulasi,” kata Afifuddin, Minggu, 15 September 2024 mengutip Metrotvnews.
Kemudian ia mengatakan, pihaknya juga menjadikan kegiatan simulasi untuk menyerap masukan dari berbagai pihak. Termasuk Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Dalam simulasi yang tergelar pada Maros, Afifuddin mengatakan terdapat catatan soal letak kotak suara.
“Posisi kotak suara setelah orang nyoblos memasukan kepada kotak. Itu catatannya mungkin mejanya kurang (rendah) sedikit. Sehingga teman-teman pengguna kursi roda dan sebagainya bisa secara mandiri langsung, tidak perlu bantuan,” jelasnya.