Bandar Lampung (Lampost.co)–– Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Ini yang memungkinkan vaksin tersebut bisa memberikan dalam situasi darurat kesehatan. Hal ini yang menegaskan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, sebagai tanggapan atas klaim yang menyebutkan bahwa vaksin Mpox merupakan vaksin eksperimental.
Serta ajakan kepada masyarakat untuk menolak vaksin tersebut. Syahril menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar.
Menurut Syahril, vaksin Mpox telah mendapatkan persetujuan dari WHO melalui Emergency Use Listing (EUL) dan dari BPOM melalui Emergency Use Authorization (EUA), yang berarti vaksin dapat di pergunakan dalam keadaan darurat.
“Pengawasan terhadap keamanan vaksin ini dilakukan oleh BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), yang bertugas memastikan manfaat vaksin dalam mencegah penyebaran virus Mpox (MPXV),”ucap Syahril.
Saat ini, vaksin yang di Indonesia gunakan adalah Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). Jenis vaksin generasi ketiga turunan cacar yang tidak bersifat replikasi. Vaksinasi Mpox menggunakan MVA-BN telah mulai sejak 2023 setelah di temukan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
Menurut dokumen WHO berjudul “Weekly Epidemiological Record: Smallpox and Mpox (Orthopoxviruses) Vaccine Position Paper” yang terbit pada 23 Agustus 2024.
Ada tiga vaksin yang dapat mempergunakan untuk pencegahan Mpox. Ketiganya awalnya di kembangkan untuk pencegahan cacar. Tetapi kini penggunaannya juga untuk pencegahan Mpox.
Varian Vaksin MPOX
Pertama adalah MVA-BN, yang menyetujui pada 2013 di Kanada dan Uni Eropa untuk pencegahan cacar pada orang dewasa. Pada 2019, vaksin ini di perluas untuk pencegahan cacar dan Mpox di Amerika Serikat, serta untuk pencegahan Mpox di Kanada. Pada 2022, Uni Eropa juga menyetujui penggunaan MVA-BN untuk pencegahan Mpox.
Kedua adalah LC16m8, yang di lisensikan di Jepang pada 1975 untuk pencegahan cacar tanpa batasan usia, dan pada 2022 memperluas untuk pencegahan Mpox. Vaksin ini merupakan vaksin cacar generasi ketiga.
Ketiga adalah ACAM2000, vaksin cacar generasi kedua yang menyetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 2007 untuk imunisasi cacar. Pada 2024 mempergunakan untuk mencegah Mpox melalui protokol investigasi obat baru akses yang di perluas.
Tinjauan pakar yang mempublikasikan pada September 2024 menunjukkan bahwa vaksin MVA-BN memiliki efektivitas 62% hingga 85% dalam menurunkan risiko penyakit Mpox.
Kemudian, pada orang yang sudah terpapar, dapat mengurangi risiko penyakit sebesar 20%. Uji klinis juga menunjukkan bahwa LC16m8 memberikan perlindungan terhadap virus Mpox.
Sementara itu, studi model hewan menunjukkan bahwa ACAM2000 efektif melawan virus MPXV membandingkan kelompok kontrol yang tidak mendapat vaksinasi.