Bandar Lampung (Lampost.co) – Sudah hampir lima tahun, Astira (83) atau warga menyapanya Mbah Ketir, hidup seorang diri di sebuah gubuk kayu berukuran hanya 2 x 1,2 meter. Gubuk tersebut berada di Jalan M Ali Gang Mangga, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.
Perempuan renta yang tidak bisa melihat dan berjalan ini menempati bangunan sederhana di lahan milik keponakannya sendiri, Santawi. Santawi juga ketua RT setempat.
“Kalau keluarga anak kandung tidak ada, tapi selama ini yang merawat dan memberi Mbah Ketir adalah saudara-saudaranya,” ujar Baharudin, salah seorang warga, Rabu, 27 Agustus 2025.
Menurutnya, kondisi Astira sangat memprihatinkan. Untuk mandi, makan, hingga berganti pakaian, ia selalu bergantung pada bantuan keluarga dekat. “Jalan pun harus dituntun karena tidak bisa melihat sama sekali,” tambahnya.
Kondisi inilah yang membuat warga sekitar prihatin. Meski hidup dalam keterbatasan, Mbah Ketir tetap bertahan di gubuk reyot yang nyaris roboh itu, jauh dari kata layak bagi seorang lanjut usia.