Kotabumi (lampost.co)–Demam berdarah dengue (DBD) mengganas. Sejak Januari hingga April 2024 terjadi sebanyak 798 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Lampung Utara.
DBD mengganas hingga tiga pasien di antaranya meninggal dunia, yakni di Kecamatan Kotabumi Utara, di Kotabumi, dan di Sungkai Utara.
Sementara, untuk penyebaran merata di 23 kecamatan di Lampung Utara.
Kadinkes Lampura, Maya Natalia Manan kepada lampost.co, Selasa siang, 30 April 2024, menyatakan pihaknya mengambil sejumlah langkah menekan penyebaran.
“DBD mengganas. Kami meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian DBD seperti pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.
Langkah tersebut dengan menutup, menguras, membersihkan tempat penampungan air. Kemudian mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Kemudian menabur bubur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung baju dalam rumah, dan menggunakan obat nyamuk bakar.
Dinkes juga melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus positif DBD untuk menentukan strategi penanggulangan.
“Pengasapan fokus pada daerah yang positif ada jentik dan nyamuk penular DBD. Kami juga melakukan penguatan laporan surveilan vektor untuk deteksi dini penyakit DBD,” ujarnya.
Selanjutnya, meningkatkan kewaspdaan dini rumah sakit agar kasus positif dapat segera tertangani dan tertanggulangi.
“Kami melakukan penyuluhan ke rumah – rumah sekitar kasus, serta membagikan bubuk larvasida,” kata dia.
Dinkes menerbitkan surat edaran sekda kepada kepala perangkat daerah, TP PKK kabupaten, dan seluruh camat tentang kewaspadaan peningkatan DBD.
Kemudian, bekerja sama dengan polres untuk fogging fokus seperti yang telah terlaksana beberapa hari lalu di sejumlah titik di Lampung Utara.
“Rumah sakit yang masih menerima kasus DBD di Lampung Utara ada enam,” kata dia.
Sosialisasi kepada massa melalui mobil penyuluhan, dan posyandu untuk tetap melakukan PSN. Sebab, lanjut Maya, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik tidak.