MEMASUKI bulan ini, umat Islam sunah memperbanyak ibadah, doa, dan amal kebaikan, karena Rajab termasuk dalam deretan empat bulan yang disebut Asyhurul-Hurum (bulan-bulan yang dihormati). Dalam bulan ini, ada banyak keutamaan dan peristiwa bersejarah, salah satunya adalah peristiwa Isra’ Mi’raj yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam.
Meski tidak ada ibadah khusus yang wajib pada bulan Rajab, hanya ada beberapa amalan sunah yang bisa optimal bagi umat Islam, sebagaimana anjuran Nabi Muhammad saw. Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab:
-
Perbanyak Doa dan Dzikir
Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam untuk memperbanyak doa dan dzikir dalam setiap kesempatan. Bulan Rajab adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa, baik untuk keselamatan, kesejahteraan, maupun ampunan dari Allah.
-
Shalat Sunah
Meski tidak ada ketentuan khusus untuk shalat sunah tertentu di bulan Rajab, ada sejumlah anjuran umat Islam untuk meningkatkan kualitas shalat sunnah, seperti shalat tahajjud, dhuha, atau shalat rawatib. Melaksanakan shalat sunnah dengan penuh kekhusyukan adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Puasa Sunah
Puasa sunah seperti puasa Senin dan Kamis atau puasa putih (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah) bisa menjadi amalan bulan Rajab. Meskipun tidak ada kewajiban untuk berpuasa khusus di bulan ini, umat Islam bisa memanfaatkannya untuk memperbanyak puasa sunnah sebagai bentuk amal ibadah.
-
Membaca dan Mengkaji Al-Qur’an
Rajab adalah waktu yang baik untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW selalu mendorong umatnya untuk mendalami dan menghafal Al-Qur’an. Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas bacaan dan pemahaman terhadap kitab suci Allah.
-
Berbuat Baik dan Bersedekah
Bulan Rajab juga merupakan momen yang baik untuk meningkatkan amal sosial dengan bersedekah, membantu sesama, dan berbuat baik kepada orang lain. Sedekah dengan niat tulus akan mendatangkan keberkahan bagi pemberi dan penerima.
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab, di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina (Isra’), dan kemudian naik ke langit (Mi’raj) untuk menerima wahyu langsung dari Allah SWT. Peristiwa besar ini bukan hanya menggambarkan kebesaran Allah, tetapi juga menunjukkan tingginya kedudukan Nabi Muhammad SAW dalam agama Islam.
Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang penuh hikmah, yang mengajarkan umat Islam untuk senantiasa memperbaiki ibadah dan menjaga keimanan. Peringatan Isra’ Mi’raj tidak hanya menjadi momen untuk mengenang perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk menguatkan ketakwaan dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lafadz Rajab terdiri dari tiga huruf, yakni Ra’ yang menunjukkan atas rahmat Allah, Jim menunjukkan atas jurmul ‘abdi (dosa hamba Allah), dan Ba’ menunjukkan atas birullaahi Ta’ala (kebajikan Allah Ta’ala).
Allah SWT berfirman:
“Yaa ‘abdii ja’altu jurmuka wa iinaayataka baina birrii wa rahmatii fa laa yabqaa laka jurmun wa laa jinaayatun bihurmati syahri rajabin.”
Artinya: “Hai hamba-Ku, Aku letakkan dosamu dan kejahatanmu di antara kebajikan-Ku dan rahmat-Ku, Maka tidak tersisa lagi padamu dosa maupun kejahatan dengan kehormatan bulan Rajab.