Bandar Lampung (Lampost.co) – Bulir keringat nampak terlihat membasahi wajah pencari rezeki sore hari itu. Sembari melihat layar gawai kesayangannya, ia berharap ada orderan masuk. Sesekali, ia juga mengusap kening menggunakan punggung tangan kanan untuk sekedar menghapus peluh yang ada.
Jaket khas mitra ojek online, sarung tangan hitam pudar, celana jeans dan sepatu melekat pada tubuhnya. Tak lupa helm berstandar nasional Indonesia warna putih dan helm sejuta umat berkelir kuning tergantung di kendaraan roda dua tanpa gigi andalannya. Safety riding menjadi keharusan bagi pekerja yang mobilitasnya di jalanan.
Senyum tipis merekah nampak terlihat ketika Lampost.co menghampirinya. “Ngopi mas,” ujarnya, ketika beristirahat di bawah flyover Mall Boemi Kedaton, Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Kamis, 27 November 2025.
Sambutan ramah muncul ketika pertama kali berjumpa. Ari Sutomo namanya, usianya sekitar 32 tahun. Ia sudah lima tahun menggeluti dunia ojek online. Sebagai mitra jaket kuning, banyak cerita suka duka yang ia alami dijalan.
Dengan santainya, Ari menceritakan kondisi perojekan saat ini. Mulai dari gampang nyari order atau ‘gacor’ ketika jam sibuk, sepi orderan saat kondisi hujan, potongan 10-20% dari aplikator, order fiktif, bahkan kecelakaan ketika bekerja.
“Saya jadi ojek online untuk tambahan penghasilan. Lumayan, sehari bisa dapat Rp100 ribu. Untuk bensin, makan dan minum habis Rp40 ribu. Sisanya untuk orang rumah,” ujarnya sembari menyeruput kopi disampingnya.
Tambahan Penghasilan
Selain menjadi mitra ojek online, Ari juga bekerja outsourcing sebagai office boy di salah satu perusahaan swasta di Kota Tapis Berseri. Ia sadar, penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi saat ini istrinya sedang mengandung. Karena itu, ia harus pintar-pintar mencari rezeki serta membagi waktu dalam bekerja agar bisa berjalan sesuai tanggung jawabnya.
Sebelum matahari bersinar, ia sudah keluar rumah mencari penghidupan. Terkadang, hingga larut malam ia mencari nafkah dan baru pulang bertemu anak istri penyemangat diri. Hal itu ia rela lakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga tersayang.
“Mau gimana lagi mas, gak ada pilihan. Setelah sholat subuh saya mulai ojol sampai jam masuk kantor. Sore ketika jam pulang, saya narik lagi sampai malam,” ceritanya sambil menghela nafas panjang.
Ari juga sadar akan pekerjaannya yang masuk kategori pekerja rentan, oleh sebab itu ia peduli akan jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan. Ari mengakui aktif menjadi peserta jaminan sosial BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Seringkali ia juga mengajak teman-teman seprofesi untuk lebih peduli mengikuti jaminan sosial, apalagi masih banyak mitra ojek online yang belum terdaftar di BPJS.
“Namanya kerja, kita gak taukan apa yang akan terjadi kedepan. Kita juga ingin melindungi diri dan keluarga ketika mencari rezeki untuk anak istri dirumah,” ujarnya sembari menerima orderan di smartphone-nya lalu bergegas pergi menggunakan motornya.
Begitupun tersampaikan oleh Alex Chandra salah satu mitra ojek online. Alex peduli terhadap jaminan perlindungan sosial dalam pekerjaannya. Iapun sudah terdaftar dan memiliki kartu peserta ojek online Provinsi Lampung BPJS Ketenagakerjaan.
“Alhamdulillah sudah punya kartu BPJS Ketenagakerjaan khusus ojek online Provinsi Lampung. Pak Gubernur juga peduli dan memberikan bantuan,” ujarnya.
Jaminan
Berdasarkan informasi dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung tahun 2024, terdata ada 11.944 perusahaan dan 938.632 tenaga kerja mengikuti program jaminan ketenagakerjaan. Rinciannya, dari 29.564 jumlah perusahaan, ada 11.944 perusahaan yang mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan.
Kemudian dari 3.058.943 tenaga kerja, ada 938.632 tenaga kerja yang aktif ikut BPJS. Rinciannya, ada 710.427 penerima upah, 135.825 bukan penerima upah, dan 92.380 jasa konstruksi.
Sebelumnya, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bandar Lampung, M Nuh mengajak para mitra ojek online untuk mengikuti program jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM).
“Manfaat JKK mendapat kepastian bahwa biaya perawatan medis akibat kecelakaan kerja ditanggung tanpa batas biaya hingga sembuh. Sementara manfaat JKM, jika peserta meninggal dunia, ahli waris berhak menerima santunan,” katanya.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagsel, Muhyidin menyampaikan data BPJS Ketenagakerjaan per 31 Juli 2025, sudah ada 11.840 perusahaan di Provinsi Lampung menjadi peserta aktif. Kemudian BPJS Ketenagakerjaan juga telah membayarkan 39.899 klaim senilai Rp538,9 miliar dan memberikan beasiswa kepada 1.285 anak dengan total Rp5,39 millar.
Perlindungan pekerja menjadi dasar yang kuat dalam membangun Indonesia sejahtera dan berkeadilan. Dengan adanya peningkatan kesejahteraan, akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, BPJS Tenagakerja menjaga inklusivitas agar setiap pekerja, tanpa terkecuali, mendapat kesempatan dan perlindungan yang sama. (Triyadi Isworo)
