Bandar Lampung (Lampost.co) — Kepolisian memeriksa tiga warga sebagai saksi dalam peristiwa pembakaran kantor Polhut Balai Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS), Lampung Barat.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah Astutik mengungkapkan, kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kejadian itu. Polres Lampung Barat melakukan investigasi mendalam kasus tersebut.
Dalam penyelidikan, Polres setempat telah memanggil 3 warga. Meski begitu, ketiga warga itu hanya sebagai saksi. “Sekarang Polres Lampung Barat melakukan investigasi. Jadi belum ada tersangka,” kata dia, Selasa, 12 Maret 2024.
Polisi menduga ada oknum yang melakukan provokasi masyarakat untuk melakukan pengrusakan terhadap kantor Balai TNBBS. Sehingga kini kepolisian masih terus melakukan investigasi untuk mengetahui provokator.
Selain investigasi, kepolisian juga telah menyiagakan personel di lokasi kejadian. Penjagaan untuk mencegah terjadi kembali kericuhan warga.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Pihaknya meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan tindakan seperti kemarin. “Kami belum bisa memberitahu siapa yang terlibat karena saat ini masih investigasi,” kata Umi.
Untuk diketahui, peristiwa pembakaran kantor Balai TNBBS itu bermula karena adanya warga yang kembali menjadi korban serangan harimau. Sebelumnya juga terdapat 2 warga yang meninggal karena serangan harimau.
Sebelumnya, ahli ekologi, Yob Charles, menyarankan masyarakat sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dapat hidup berdampingan dengan satwa liar, seperti harimau. Cara itu untuk mengantisipasi konflik satwa dengan manusia di Kecamatan Suoh, Lampung Barat itu.
Eks Project Leader WWF BBS Indonesia itu menyebut naluri alamiah harimau sebenarnya selalu menghindari manusia. Namun, kondisi satwa itu saat ini terdesak akibat habitatnya berubah menjadi kebun kopi dan pertanian. Akibatnya populasi dan distribusi satwa mangsa harimau terus berkurang.
“Kondisi itu yang akhirnya mengubah perilaku alami harimau menjadi agresif dan berani menyerang manusia,” kata Charles, Selasa, 12 Maret 2024.