Menggala (Lampost.co) — Sawah seluas 2.895 hektare di tiga kecamatan se Tulangbawang terendam banjir. Kondisi itu mengancam tanaman padi menjadi gagal panen atau puso. Bencana alam itu juga turun merendam 711 rumah dan menghanyutkan 33.500 hewan ternak warga di lima kampung.
Kepala Kampung Dwimesir Jaya, Kecamatan Gedungaji Baru, Barisi, mengatakan banjir terjadi selama tiga hari merendam 192 rumah warga, 450 hektare padi, dan menghanyutkan 3.500 ekor ayam serta 30.000 ikan peliharaan.
“Bisa kami pastikan gagal panen,” kata Barisi, Minggu, 11 Februari 2024.
Banjir besar itu menjadi yang pertama kali sejak 30 tahun terakhir. “Kami transmigrasi sejak 1992 baru kali ini mengalami banjir. Ketinggian air yang merendam rumah warga bervariasi mulai dari 50 cm hingga 1 meter lebih,” ujar dia.
Kepala Kampung Sumberagung, Kecamatan Rawapitu, Sahel, mengatakan 1.253 hektare tanaman padi warga terancam gagal panen karena terendam banjir selama sepekan. Tanaman padi yang terendam berusia 7 hari hingga 30 hari.
Di kampung tersebut, banjir juga merendam 306 rumah warga dengan ketinggian air 30 cm hingga 70 cm. Banjir itu terjadi karena pintu air kanal jebol dan tidak berfungsi dengan baik. Ditambah lagi saluran kanal yang melintasi daerah setempat yang dangkal.
Tim Balai Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWSMS) saat ini melakukan investigasi terkait penyebab banjir tersebut. “Kami berharap hasil investigasi dapat menindaklanjuti dengan normalisasi tanggul penangkis di perbatasan Kecamatan Penawaraji dan Kecamatan Rawapitu,” ujar dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulangbawang, Kannedy, mengatakan musibah banjir merendam 650 ha lahan pertanian dan 30 rumah di Kampung Bandaraji, Kecamatan Gedungaji.
“Untuk di Kampung Mekarasri, Kecamatan Gedungaji Baru ada 542 haktare lahan pertanian dan 158 rumah warga terdampak banjir,” kata dia.
Effran